REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengaku belum puas dengan kinerja kehumasan di kementeriannya dalam mengekspos isu-isu pendidikan.
"Saya belum puas dalam hubungan terutama dalam mengekpos isu besar di media mainstream (arus utama)," katanya dalam Rapat Koordinasi Informasi dan Kehumasan di Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senin (13/2).
Ia menilai hal itu berarti hubungan Kemendikbud dengan media arus utama belum cukup bagus. Ia mengingatkan, media sosial saat ini mendominasi pemberitaan yang masih dipertanyakan kebenarannya. Sehingga, Mendikbud percaya media arus utama menjadi penyeimbang informasi yang beredar.
"Karena masyarakat masih percaya dengan kejujuran dari media mainstrem. Apalagi dengan isu hoax ini," ujarnya.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu meminta kehumasan lebih aktif menginformasikan dan menanggapi isu besar. "Jangan nunggu ada berita. Kalau bisa setiap hari ada yang bisa dilakukan," ucapnya.
Selain itu, Mendikbud meminta bagian kehumasan jangan menjadi tempat penampung aduan saja. "Orang yang butuh pelayanan sangat penting, segera sampaikan ke pimpinan. Saat banyak yang mengadu, jangan ditampung saja," katanya.
Muhadjir mengingatkan bagian kehumasan dalam mengelola informasi dan pengaduan. Sebab, menurutnya tidak jarang informasi tersebut merupakan permasalahan yang ada di masyarakat.
"Harus dicari seluk beluknya apa kok ad laporan itu. Jadi tahu laporan bohong apa tidak," jelasnya.
Ia meminta bagian kehumasan agar selalu mengasah kemampuan dalam menginformasikan fakta dan narasi kepada masyarakat. Ia tidak menolak apabila bagian kehumasan mempunyai solusi atas permasalahan yang dihadapi pimpinan.
"Saya ingin harus ada peningkatan," ujarnya.