REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, DIY, menyelenggarakan Kajian Pelajar Kritis untuk memeringati Milad Sinar Kaum Muhammadiyah (SKM) ke-92. Kegiatan ini mengangkat tema ‘Pelajar Jogja Bergerak Berantas Kemunduran Moral’.
“Kami mengangkat tema tersebut dengan maksud meningkatkan kepedulian pelajar untuk mencegah kemunduran moral seperti tawuran, penggunaan Napza, ‘klithih’, pergaulan bebas, dan sebagainya. Saya merasa kecewa dengan kemerosotan moral pelajar di Kota Yogyakarta akhir-akhir ini. Harus ada perubahan yang dilakukan,” ujar ketua panitia Milad SKM ke-92, Faiz Arwi Assalimi, dalam siaran persnya, Rabu (15/2).
Kajian itu menghadirkan pembicara Direskrim Polda DIY, Kombes Pol Frans Cahyono, dai dan alumnus Madrasah Mu’allimin, Ridwan Hamidy, Syauqi Soeratno, serta anggota DPD RI, Afnan Hadikusumo.
Afnan menyampaikan sekarang ini bangsa Indonesia sedang menghadapi persaingan global. “Pemuda harus menggembleng dirinya, dan bisa memahami serta menguasai ilmu yang diperlukan. Apabila pemuda kita tidak bisa seperti ini, maka Indonesia akan semakin tertinggal,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, mantan ketua MPR dan PP Muhammadiyah, Prof Amien Rais, menyampaikan pidato kebangsaan. Menurutnya, umat Islam mengalami kemerosotan di segala sisi. Mulai dari ekonomi, pertahanan, dan sebagainya.
Ia juga melihat, bangsa Indonesia kini sudah bukan lagi menjadi tuan rumah di bangsa sendiri. “Pertambangan, perbankan, pertanian, properti, kehutanan, pertanian, perkebunan, maupun media massa, sudah laisa fii aidin, kulluhaa fii aidi him (sudah bukan di tangan kita, semua di tangan mereka-red)”.
Pada akhir pidatonya, Amien berpesan untuk senantiasa mendalami ruh Alquran dan memiliki kecakapan membaca Alquran dengan baik. Kegiatan itu dihadiri sekitar 175-an siswa SMA sederajat, lembaga-lembaga, serta organisasi se-DIY.