REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Seluruh SMA/SMK di Cianjur, Jawa Barat sepakat untuk mengeluarkan siswa yang terlibat tawuran. Mereka juga tidak akan diterima di sekolah manapun di wilayah tersebut.
"Keputusan tersebut disepakati setelah pemerintah daerah, Kepala SMA/SMK se Cianjur, Polres Cianjur, TNI dan DPRD Cianjur dalam rapat kordinasi bersama. Rapat ini digelar untuk menindaklanjuti adanya korban jiwa akibat tawuran beberapa waktu lalu," kata Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, Rabu (22/2).
Selang beberapa hari setelah peristiwa tersebut, tutur dia, pihaknya memanggil seluruh kepala SMA/SMK, terutama SMKN 1 Cilaku dan AMS yang selama ini bertikai. Rapat kordinasi bersama itu, merumuskan antisipasi tawuran. Sehingga selama satu pekan SMK AMS diliburkan untuk mengantisipasi terjadinya bentrokan balasan. Pasalnya kata dia, setelah kasus penyabetan tersebut, siswa SMKN 1 Cilaku melakukan upaya balas dendam dengan melempari gedung SMK AMS di Jalan Perintis Kemerdekaan, Cianjur.
"Suasana masih panas, sehingga kami mengantisipasi dengan meliburkan sekolah tersebut selama satu pekan karena takut kembali jatuh korban," katanya.
Bahkan pekan depan, ungkap dia, akan diadakan upacara gabungan sekaligus penandatanganan kesepakatan bersama dari setiap sekolah. Isinya meliputi sanksi tegas pada siswa yang terlibat tawuran, apalagi jika mengakibatkan korban jiwa.
"Mereka yang terlibat tawuran akan ditindak tegas, terlebih kalau sampai mencederai siswa lain, akan dikeluarkan dan tidak diterima di sekolah manapun di Cianjur. Silahkan kalau mau ke luar kota, Cianjur tidak ada tempat bagi mereka yang tawuran dan membuat masalah. Lebih baik mengorbankan satu orang daripada lebih banyak korban," katanya.