REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta akhirnya meluncurkan program layanan perpustakaan terpadu. Selain dapat diakses oleh peserta didik dan guru, layanan tersebut juga terbuka untuk umum, khususnya bagi masyarakat di sekitar SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Adapun program yang diluncurkan meliputi layanan mobil pustaka, I-Jogja, one share portal dengan perpustakaan nasional, dan layanan perpustakaan berbasis android.
“Kami berharap seluruh layanan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa dan masyarakat sekitar sekolah,” tutur Kepala SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Tri Ismu Husnan Purwono, Kamis (23/2).
Ismu menuturkan, berbagai layanan tersebut melengkapi fasilitas perpustakaan yang sudah ada saat ini. Adapun tujuannya adalah untuk memperluas akses perpustakaan kepada para pembaca. Sehingga keberadaan Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dapat berkontribusi terhadap peningkatan minat baca masyarakat.
Tahun lalu, Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta telah memenangkan gelar juara 1 pada lomba perpustakaan tingkat nasional. Penghargaan tersebut diberikan atas fasilitas yang telah memenuhi standar dan daya pengaruh perpustakaan terhadap orang-orang di sekitarnya.
“Jadi penghargaan itu diberikan bukan hanya karena fisik perpustakaan yang bagus. Tapi karena Perpustakaan Muhi (SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta) juga mampu membangun semangat membaca di sekitar sekolah,” tutur Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Kadarmanto Baskoro Aji.
Ia mengemukakan, tujuan dari pendirian perpustakaan sekolah sendiri adalah peningkatan minat baca siswa. Di sisi lain, saat ini media bacaan sudah beralih dari buku menjadi bentuk digital. Maka itu perpustakaan harus mengikuti perkembangan zaman tersebut agar menyesuaikan diri dengan para pembaca.
Aji menilai apa yang telah dilakukan oleh SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sebagai sesuatu yang baik. Bahkan menurutnya, Muhi dapat menjadi suri tauladan bagi sekolah lain di DIY. Dalam kesempatan tersebut, ia juga berpesan agar perpustakaan sekolah memperbanyak koleksi buku non-pelajaran.
“Biarkan buku pelajaran diurus oleh guru. Perpustakaan lebih baik fokus pada buku-buku yang di luar itu,” kata Aji. Ia menjelaskan, strategi tersebut penting dilakukan untuk meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam membaca.