REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak cara untuk memacu minat belajar siswa di bidang sains. Salah satunya dengan Indonesia Science Project Olympiad (ISPO). ISPO ke-9 tahun 2017 usai digelar. Dari 430 projek lebih yang masuk ke panitia. Ada 125 projek terpilih dari para peserta ISPO yang berhasil masuk ke tahap final.
Panitia ISPO beraharap, kegiatan ini menjadi sebuah langkah awal dalam mendorong para remaja untuk mencintai ilmu pengetahuan, membudayakan berfikir ilmiah, melakukan penelitian, mengembangkannya, dan menghasilkan produk ilmiah.
Tahun 2017 ini, ISPO memasuki tahun ke-9 yang diselenggarakan sejak tahun 2008. Adapun bidang yang dilombakan adalah Biologi, Fisika, Kimia, Lingkungan, Rekayasa Teknologi dan Komputer.
Selama dua hari para peserta mempresentasikan hasil karya mereka di hadapan para dewan juri di Sekolah Kharisma Bangsa Pondok Cabe Tangerang Selatan. Pada 24-25 Februari dilakukan pameran dan penilaian sedangkan pada 26 Februari untuk Pemberian Penghargaan dan Penutupan.
Para pemenang nantinya akan diseleksi dan mewakili Indonesia di ajang olimpiade penelitian di tingkat internasional seperti: I-SWEEEP di Texas Amerika Serikat, GENIUS di Amerika, INESPO di Belanda, IYIPO di Georgia, INFO-MATRIX di Rumania, MOSTRATEX di Brazil, ASPC di Thailand, ISPrO di Indonesia dan INEPO AURO ASIA di Azerbaijan.
Para dewan juri ISPO 2017 kali ini terdiri dari para ahli di bidang-bidang tersebut dan berasal dari Kemendikbud RI, LIPI, UI, ITB, UNJ, dan Universitas Haluoleo dengan ketua tim dewan jurinya adalah Riri Fitrisari dari Universitas Indonesia.