Rabu 22 Mar 2017 17:47 WIB

Mendikbud Masih Percaya dengan Integritas Guru

Mendikbud Muhadjir Effedy
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Mendikbud Muhadjir Effedy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengaku masih percaya dengan integritas para guru menyusul terjadinya kasus dugaan kebocoran soal dan kunci jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang dimulai sejak Senin.

"Saya masih menaruh kepercayaan kepada integritas guru. Mungkin memang ada sebagian bahkan sangat kecil dari sekitar 3,1 juta guru yang tidak bisa memegang amanah," ujar Mendikbud saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (22/3).

Pihaknya akan memberikan sanksi tegas kepada para guru yang melakukan praktik membocorkan kunci jawaban soal USBN tersebut. USBN yang baru pertama kali diadakan tersebut hakikatnya mengembalikan hak guru sebagai perencana pendidikan. Guru dilibatkan dalam pembuatan soal, sehingga diharapkan tidak terjadi kebocoran praktik kecurangan.

"Untuk guru semacam itu, harus diberi balasan setimpal dan harus bisa membuat jera," katanya.

Kemdikbud telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi dugaan kebocoran soal tersebut. Dia meminta untuk sementara tak perlu menilai integritas guru sebelum jelas duduk persoalannya.

"Mengingat ini USBN pertama kali dilaksanakan, tentu masih banyak kelemahan, termasuk landasan hukum tentang sanksi pada setiap pelanggaran. Biro hukum Kemdikbud sedang mengkajinya," jelasnya.

Kunci jawaban USBN disinyalir bocor di sejumlah daerah seperti Lampung, Pati, Kudus, bahkan Jakarta. Metode penyebarannya melalui layanan pesan WhatsApp dan Google Drive.

Seorang guru sekolah di Jakarta, yang enggan menyebutkan namanya mengatakan dia mendapatkan tautan Google Drive soal USBN untuk mata pelajaran yang di USBN-kan. Setelah dicocokkan, ternyata tautan tersebut sama persis dengan yang diujikan baik tipe A maupun B.

Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, menduga bahwa bocoran soal tersebut dilakukan oleh oknum bimbingan belajar.

"Belajar dari pengalaman Ujian Nasional (UN), soal dan kunci jawabannya diperjualbelikan di bimbingan belajar dengan harga jutaan rupiah. Biasanya siswa patungan membelinya," kata Retno.

Retno mengaku para guru juga resah dan menyesalkan hal seperti itu bisa terjadi serta menodai kejujuran. "Pendidikan seharusnya menjunjung tinggi etika dan moral menjadi ternodai," ucapnya.

Retno menduga kuat bahwa yang membocorkan soal bukan guru, karena ia baru mengetahuinya soal ketika mengawas di kelas. Retno meminta dinas pendidikan di daerah instruksi ke sekolah agar jika ditemui indikasi soal bocor maka segera diganti dengan soal cadangan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement