Rabu 05 Apr 2017 09:34 WIB

Kemendikbud Belum Terima Arahan Rinci Soal Dana Abadi Pendidikan

Rep: Kabul Astuti/ Red: Esthi Maharani
Ali Ghufron Mukti
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ali Ghufron Mukti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti, mengatakan belum mendapatkan arahan detail dan terperinci mengenai dana abadi pendidikan yang direncanakan Presiden Jokowi. Ia menegaskan bahwa prioritas dana abadi pendidikan sejalan dengan program Kementerian Ristekdikti dalam peningkatan sumber daya manusia di tingkat pendidikan tinggi.

Ali Ghufron mengatakan, Kemenristekdikti pada tahun 2016 mengalokasikan kurang lebih 2300 beasiswa yang diberikan kepada dosen-dosen untuk pendidikan magister dan doktor.

"Tahun ini juga diusahakan paling tidak ada sekitar 2000-an beasiswa," kata Ali Ghufron Mukti, kepada Republika, Selasa (4/4) malam.

Menurut Ali Ghufron, dana abadi pendidikan selama ini juga sudah diterapkan untuk pembiayaan pendidikan tinggi. Yakni, lewat skema beasiswa LPDP Kementerian Keuangan. Dikatakan Ghufron, dana LPDP berasal dari bunga hasil investasi dana yang sudah ditanam lebih dulu oleh pemerintah.

Ali Ghufron menambahkan, dana abadi pendidikan ini tidak akan memotong alokasi APBN untuk Kemenristekdikti. "Mestinya tidak, kan itu justru untuk penguatan peningkatan SDM, terutama untuk S2 dan S3. Kemenristekdikti memiliki program itu," tutur Ali Ghufron.

Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ainun Naim menambahkan, prioritas dana abadi pendidikan tidak hanya untuk studi di luar negeri. Pendidikan S2-S3 di perguruan tinggi dalam negeri juga tetap mendapat alokasi. Untuk beasiswa ke luar negeri, kata Ainun, akan difokuskan pada perguruan tinggi-perguruan tinggi terbaik dunia.

"Mahasiswa paska (sarjana) yang berkualitas. Kuliah di dalam negeri, itu juga dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kampus. Kalau semua yang berprestasi kuliah di luar negeri, bagaimana kampus di dalam negeri," ujar Ainun Naim.

Presiden Joko Widodo pada Selasa (4/4) kemarin menginstruksikan Menteri Keuangan untuk membentuk dana abadi pendidikan (sovereign wealth fund untuk pendidikan). Dana ini diprioritaskan untuk pendidikan S2 dan S3 ke luar negeri.

Dana abadi pendidikan bertujuan untuk mengelola dana investasi pendidikan bagi generasi yang akan datang. Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan, pada tahun 2030 mendatang Indonesia akan memiliki dana abadi pendidikan sekitar Rp 400 triliun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement