Jumat 07 Apr 2017 19:26 WIB

Serunya 107 Siswa SDT Bina Ilmu Parung “Mulih ka Lembur”

Para siswa SDT Bina Ilmu Parung sangat menikmati kegiatan
Foto: Dok SDT Bina Ilmu
Para siswa SDT Bina Ilmu Parung sangat menikmati kegiatan "Mulih ka Lembur".

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR-- Guna memperkenalkan kearifan lokal daerah Sunda, Sekolah Dasar Terpadu Bina Ilmu Parung, Bogor, Jawa Barat, menggelar Mulih ka Lembur  (pulang ke kampung, red). Sebanyak 107 siswa dan siswi didampingi 15 guru dan orang tua mengikuti kegiatan di Kampung Budaya Sunda, Sindang Barang, yang berlokasi di Desa Pasir Eurih, Sindang Barang, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/4/2017).

Begitu tiba di lokasi sekitar pukul 8.30 WIB,  seluruh rombongan disambut kesenian Angklung Gubrak yang dimainkan enam orang. Jalan menanjak dan berbatu dilalui rombongan untuk sampai menuju lokasi Kampung Budaya Sindang Barang. Begitu tiba di lokasi, rombongan dipusatkan di Bale Riung yang bisa menampung sampai 500 orang.

Abah Asep dari Kampung Budaya langsung menyambut dengan salam khas sunda. ''Sampurasun,'' sambut Abah. ''Rampes,'' ujar seluruh peserta yang duduk di Bale Riung. Kemudian Abah Asep menjelaskan sejarah Kampung Budaya dengan detil.

''Di kampung budaya ada beberapa bangunan khas Sunda, di antaranya: satu Bele Riung, dua Pesanggrahan atau rumah tempat istirahat, enam Rumah Leuit atau lumbung padi dan Imah Gede atau rumah kepala adat,'' jelas Abah Asep.

Kemudian seluruh siswa dibagi menjadi empat kelompok yang terbagi menjadi dua kelompok putri dan dua kelompok putra. Kelompok  pertama dipandu Kang Oman, kelompok dua bersama Kang Ukat. Sementara kelompok tiga diarahkan Kang Dewa dan kelompok empat bersama Kang Yusuf.

Dalam kegiatan Mulih ka Lembur,  peserta disuguhkan beberapa permainan tradisional anak-anak Sunda di antaranya Bakiak, Dompu, Cingboy, dan Nyumpit. Ada juga praktik nenanam dan menumbuk padi. Membuat terompet dari bambu kerisik, daun kelapa dan sedotan.

Dan yang paling seru adalah Marak Lauk  atau menangkap ikan di empang yang debit airnya tidak terlalu banyak. Pakaian yang semula bersih seketika kotor berlumur lumpur. Rangkaian ditutup dengan pengenalan kesinian tari Jaipong yang dibawakan dengan luwes oleh Teh Asih.

Keseruan acara Mulih ka Lembur  diakui Natasya Zahratul Hayati (9 th), siswa kelas III SDT Bina Ilmu. Zahra,  sapaan akrabnya, mengaku senang mengikuti kegiatan hari itu. ''Saya paling senang acara menumbuk padi,'' kata Zahra polos.

 Akan tetapi saat membuat terompet kecil dari daun kelapa, Zahra terlihat mengalami kesulitan. ''Agak susah membuatnya, pas sudah jadi, ditiup nggak bunyi,'' kata Zahra.

Sementara itu, siswa lainnya, Haikal Kamil Rizkullah (9 th), harus bermandi lumpur saat Marak Lauk. Perjuangannya tak sia-sia. Haikal mendapatkan 12 ekor ikan mas dalam waktu tak kurang dari 20 menit. ''Alhamdulillah,  dapat banyak,'' ujar Haikal.

Kepala Bidang Pendidikan SD Terpadu Bina Ilmu H. Momon Abdul Rohman, mengatakan, kegiatan “Mulih ka Lembur” yang diadakan lembaga yang dikelolanya bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan daerah Sunda. ''Untuk memahami dan mengenalkan budaya lokal, kami bawa peserta didik ke tempat yang tepat supaya pembelajaran lebih efektif,"  tandas Momon AR.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement