REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 24 sekolah menengah atas (SMA), baik negeri maupun swasta di Kota Cirebon menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), Senin (10/4). Namun, kurangnya komputer membuat pelaksanaan UNBK dibagi menjadi beberapa tahap.
‘’Setiap sekolah ada yang melaksanakan dua gelombang, ada yang tiga setiap harinya. Tapi rata-rata tiga,’’ kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Cirebon, Suroso.
Tak hanya dibagi menjadi beberapa gelombang, lanjut Suroso, keterbatasan komputer juga menyebabkan sejumlah sekolah harus menumpang pelaksanaan UNBK di sekolah lain. Seperti misalnya, SMA 3 Kota Cirebon yang menumpang di SMK Wahidin.
Selain itu, SMA Cokroaminoto yang bergabung ke SMA Nurusshiddik, SMA Geeta School yang bergabung ke SMA Terang Bangsa dan SMA Syarif Hidayatullah yang bergabung ke SMA Terang Bangsa.
Suroso menyebutkan, secara keseluruhan, peserta UNBK di Kota Cirebon terdiri dari 1.749 siswa laki-laki dan 2.188 siswa perempuan. Mereka berasal dari 24 SMA, baik negeri maupun swasta. Untuk hari pertama pelaksanaan UNBK, mata pelajaran yang diujiankan adalah Bahasa Indonesia.
Sementara itu, Kepala Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan (BP3) Wilayah V Disdik Jabar, Dewi Nurhulaela, menerangkan, ada 19.912 sekolah yang hari ini mengikuti UNBK di Kota/Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka. ‘’Jumlah itu berasal dari 138 SMA negeri dan swasta yang ada di wilayah V,’’ ujar Dewi.