REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Ribuan siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Indramayu mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK), Senin (10/4). Namun, keterbatasan jumlah komputer membuat sebagian siswa terpaksa menumpang ujian ke sekolah lain.
Hal itu seperti yang dialami 289 siswa SMAN 2 Indramayu. Akibat keterbatasan komputer yang dimiliki oleh sekolah, mereka terpaksa mengikuti UNBK di SMKN 1 Indramayu yang berjarak sekitar tiga kilometer dari sekolah mereka.
‘’Seluruh siswa kami memang terpaksa mengikuti ujian di sekolah lain,’’ ujar Kepala Sekolah SMAN 2 Indramayu, Asama Suwaidi.
Asama mengakui, sekolah yang dipimpinnya tidak memiliki anggaran untuk pembelian piranti ujian nasional tersebut. Selain itu, belum adanya jaringan internet fiber optic yang disediakan oleh PT Telkom. Adapun biayanya, untuk satu unit komputer minimal dibutuhkan sekitar Rp 5 juta.
Terpisah, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Indramayu, Wintomo menjelaskan, seluruh SMA di Kabupaten Indramayu pada tahun ini melaksanakan UNBK.
‘’Tahun lalu hanya ada tiga SMA yang ikut UNBK. Tapi tahun ini seluruh sekolah mengikuti UNBK,’’ terang Wintomo.
Wintomo menyebutkan, di Kabupaten Indramayu ada 50 SMA, baik negeri maupun swasta. Dari jumlah tersebut, ada sepuluh SMA yang terpaksa menggelar UNBK dengan menumpang ke sekolah lain. ‘’Mereka belum memiliki fasilitas internet dan komputer yang memadai,’’ ungkap Wintomo.