REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Rektor Universitas Islam di Riyadh dan juga Ulama Senior Arab Saudi Sulaiman bin Abdullah Aba Al-Khail bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Wilis Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (12/4). Ada sembilan poin pembicaraan pentin antar kedeuannya.
Pada kesempatan ini Sulaiman mengatakan, kesembilan poin pembicaraan itu di antaranya menyampaikan hasil kunjungannya ke Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, mendirikan pojok Arab Saudi dan melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan UAD dan Persyarikatan Muhammadiyah kerjasama di bidang ilmu pengetahuan, serta melakukan dialog peradaban antar masyarakat yang berbeda agama.
Di samping itu, pihaknya juga mengusul pembangunan lembaga pendidikan bertaraf internasional di Yogyakarta. "Yang sudah disepakati ada pandangan yang sama dengan Sultan HB X yakni pentingnya lembaga pendidikan di Yogyakarta. Ada berbagai program akademik, diploma, dan jurusan yang dapat meningkatkan SDM di Yogyakarta," ujarnya.
Sultan HB X mengatakan, dalam pertemuan tersebut ada dua hal yang prinsip disampaikan. Pertama, Bagaimana masyarakat dari ke generasi karena muslim mayoritas di DIY bisa lebih kualitatif dalam membangun peradabanya. Kedua, sebetulnya, sejak HB II sampai HB VIII setiap tahun pemerintahan di Yogyakarta mengirimkan delegasi untuk naik haji sehingga sering dikatakan di Makkah ada wakaf Mataram.
Sultan mengatakan, sebaiknya kerja sama itu dimulai dari kecil dan bisa menjadi kekuatan yang besar dalam upaya membangun kebersamaan pikiran dan tindakan yang bisa membawa manfaat bagi seluruh masyarakat. "Dan itu yang paling efisien dan efektif daripada bicara sudah besar tetapi akhirnya mengecil," ucap Sultan.