Kamis 13 Apr 2017 15:07 WIB

Satu dari Enam Siswi tidak Masuk Sekolah Saat Menstruasi

Rep: Kabul Astuti/ Red: Esthi Maharani
Gangguan haid/Ilustrasi
Foto: Musiron/REPUBLIKA
Gangguan haid/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) sampai saat ini masih menjadi hal tabu dan dianggap tidak penting untuk dibicarakan. UNICEF menemukan fakta bahwa satu dari enam anak perempuan tidak masuk sekolah saat mereka sedang menstruasi.

Kepala Air, Sanitasi dan Kebersihan UNICEF, Aidan Cronin, menyebutkan pentingnya fasilitas di sekolah untuk menunjang program sanitasi yang baik. Salah satunya, isu Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM). Meningkatnya akses sanitasi di sekolah akan berdampak pada peningkatan kesehatan dan kenyamanan siswa.

"Hasil riset yang dilakukan UNICEF (tahun 2015), satu dari enam anak perempuan yang mendapatkan menstruasi tidak masuk sekolah, terutama karena rendahnya fasilitas sanitasi di sekolah," kata Aidan Cronin, kepada Republika, di Jakarta, Kamis (13/4).

Tiga penyebab utamanya adalah rendahnya sarana sanitasi yang layak di sekolah, minimnya akses informasi mengenai cara mengelola kebersihan menstruasi yang baik, dan terbatasnya pengetahuan guru tentang MKM. Aidan menyatakan, tiap sekolah idealnya memiliki toilet yang bersih dan memadai untuk siswa perempuan.

Menurut Aidan, MKM tidak hanya penting disampaikan kepada siswa perempuan, namun juga siswa laki-laki. Ada fakta bahwa siswa laki-laki cenderung melakukan bullying terhadap siswa perempuan yang sedang menstruasi. Hal ini membuat siswa perempuan malu dan urung masuk ke sekolah.

Untuk menyosialisasikan MKM, Aidan mengatakan, UNICEF telah menyusun komik yang dibagikan kepada para siswa. Komik ini ditujukan untuk siswa perempuan dan laki-laki. Siswa laki-laki perlu mendapat pemahaman agar tidak melakukan bullying. Tahun ini, Aidan mengatakan, Unit Kesehatan Sekolah (UKS) telah mendistribusikan buku tersebut ke berbagai sekolah di seluruh Indonesia.

"Salah satu yang ingin kami capai adalah mengubah pandangan tentang tabu," imbuh Aidan. Ia menyadari masih ada tabu dalam membicarakan menstruasi di ranah sekolah. Pihaknya menggandeng Kemendikbud dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan penjelasan dalam perspektif Islam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement