Kamis 11 May 2017 11:12 WIB

Kemendikbud Ajarkan Praaksara Lewat Bahasa Ibu

Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilustrasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ajarkan prakeaksaraan lewat buku bahan ajar berbahasa ibu.

"Kegiatan prakeaksaraan untuk anak usia dini antara lain dapat dilakukan melalui bermain, mendongeng, bernyanyi, dan mengenal buku," kata Direktur Pembinaan PAUD Kemendikbud, Ella Yulaelawati dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (11/5).

Kemendikbud meluncurkan lebih dari 50 buku berbahasa ibu atau bahasa daerah untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) dalam Festival dan Kreativitas Anak Usia Dini 2017. Peluncuran buku diikuti sekitar 1.600 anak usia dini dari berbagai wilayah di Indonesia.

Ellan menjelaskan, penerbitan buku bahan ajar berbahasa ibu, yakni untuk meningkatkan kreativitas pendidik PAUD dalam mendongeng atau membaca buku cerita. Sekaligus, melestarikan bahasa ibu yang beragam di Tanah Air.  Ia meyakini, pengenalan prakeaksaraan menggunakan bahasa ibu bertujuan untuk memudahkan komunikasi dan interaksi serta menunjang pengembangan kemampuan berbahasa, kemampuan sosial dan koginitif. Selain itu, menurutnya buku berbahasa ibu dapat menumbuhkan kecintaan anak usia dini terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerahnya.

 

"Bahasa ibu memberikan pemaknaan yang lebih mendalam membentuk karakter anak karena melibatkan rasa, selera, petuah, dan kearifan lokal," jelasnya.

Sementara itu, salah satu pendidik PAUD dari Banyumas, Jawa Tengah, Heru Kurniawan meyakini, belajar menggunakan bahasa daerah dapat menampakkan karakte anak. "Misalnya dalam bahasa Banyumasan ada istilah blakasuta, artinya apa adanya, atau blak-blakan," jelasnya.

Heru adalah seorang pendidik di PAUD SKB Purwokerto, Jawa Tengah yang ikut hadir di Festival dan Kreativitas Anak Usia Dini 2017. Ia mengatakan, dalam pembelajaran sehari-hari dirinya melakukan kegiatan mendongeng atau bercerita dengan menggunakan bahasa Banyumasan dan bahasa Indonesia.

Sementara itu, satu pendidik di PAUD Kebun Anggur dan PAUD Mutiara Bagi Bangsa yang berada di bawah Majelis Pendidikan Kristen Kota Kupang, Ika Lasa menuturkan dirinyabselalu menggunakan bahasa ibu dan bahasa Indonesia dalam mendongeng.

 

"Misalnya saat pembelajaran, kami biasa berkata ‘Anak-anak, sonde bole beribut’, yang dalam bahasa Indonesia artinya ‘Anak-anak, tidak boleh berisik’," tutur Ika.

 

Sebanyak 55 buku cerita berbahasa ibu yang diterbitkan Kemendikbud antara lain menggunakan bahasa Padang Solok, Sunda, Betawi, Tegal, Aceh Selatan, Batak Karo, Batak Toba, Simalungun, Melayu, Palembang, Banjar, Dayak, Sanggau, Minahasa, Manado, Bugis, dan Ambon. Kemendikbud menargetkan buku-buku itu memberikan dampak positif dan mampu memberikan kesem­patan kepada anak-anak yang memiliki kecerdasan linguistik (bahasa) untuk menyampaikan cerita dengan cara unik, asyik, dan menyenangkan. Terlebih yang diceritakan cerita yang sudah sangat dekat dengan kehidupan anak-anak.

 

Bahan ajar berbahasa ibu tersebut berupa buku cerita yang terdiri atas empat judul, yaitu Si Tupai, Aku Suka Buah, Kucing Emas, dan Siapa Yang Paling Cantik?. Buku-buku itu diterjemahkan ke dalam 55 bahasa daerah dengan kualitas cetakan dan kemasan terbaik oleh Kemendikbud, dan diberikan secara gratis kepada lembaga PAUD di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement