Selasa 23 May 2017 16:43 WIB

Peserta Ujian Masuk Perguruan Tinggi Islam Negeri Meningkat

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
akultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Jumat (27/6)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
akultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Jumat (27/6)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Peserta Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) tahun 2017 secara nasional mengalami peningkatan 4,5 persen dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, UM-PTKIN diikuti sebanyak 82.005 lulusan madrasah aliyah (MA) atau sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat. UM-PTKIN digelar serentak di 56 perguruan tinggi di Indonesia pada Selasa (23/5).

Koordinator Kesekretariatan UM-PTKIN, Syamsul Huda, mengatakan peningkatan jumlah peserta UM-PTKIN salah satunya karena kemudahan proses pendaftaran dan pembayaran. Proses pendaftaran dilakukan secara daring kemudian pembayaran melalui bank mana saja dengan menyertakan virtual account.

"Total nasional ada 82 ribu pendaftar, tahun lalu 78.509 pendaftar. Tahun ini ada dua macam tes yakni paper based test (PBT) dan computer based test (CBT). Untuk CBT ada di 15 titik. Kemungkinan tahun depan akan kami tambah dengan catatan masing-masing perguruan tingggi punya SDM dan sarana prasarana," jelas Syamsul kepada wartawan di gedung Twin Tower Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Selasa (23/5).

Wakil Rektor I UINSA tersebut menyebutkan, para peserta ujian memperebutkan 39.388 kursi yang disediakan di 56 perguruan tinggi Islam. Jumlah peserta UM-PTKIN tahun ini terdiri dari 4.841 peserta IPA, 51.976 peserta IPS, dan 25.188 peserta IPC. Peserta IPC tercatat mengalami peningkatan signifikan mencapai 96 persen dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 12.876 peserta. Sementara jumlah peserta IPS tahun ini mengalami penurunan 13,7 persen dari jumlah tahun lalu sebanyak 61.361 peserta.

"Yang daftar di UINSA ada 9.576 peserta dengan kuota yang diperebutkan 800-an kursi. Peserta yang hari ini ujian di UINSA ada 5.050 peserta. Biasanya untuk tes tulis tingkat daftar ulang tinggi sampai 98 persen mereka daftar ulang," imbuhnya.

Berdasarkan pilihan pertama peserta, lima PTKIN peminat terbesar yakni UIN Jakarta, UIN Yogyakarta, UIN Makasar, UIN Surabaya dan UIN Lampung. Sementara untuk program studi favorit pilihan peserta lima terbesar adalah Hukum Ekonomi Syariah UIN Aceh, Ekonomi Syariah UIN Surabaya, Farmasi UIN Makassar, Pendidikan Agama Islam UIN Yogyakarta, dan Pendidikan Agama Islam UIN Surabaya.

Dalam pelaksanaan UM-PTKIN di UINSA, terdapat dua peserta berkebutuhan khusus, masing-masing tunarungu dan gangguan penglihatan sejenis rabun dekat. Menurut Syamsul, peserta disabilitas menempati ruang ujian khusus. Peserta dengan gangguan penglihatan didampingi oleh pendamping dari UINSA.

Keduanya mendapatkan soal yang sama dengan peserta lainnya. "Soal tentu sama karena memang standar. Kami meningkatkan kualitas soal melalui metode high order think (HOT). Soal itu tidak bisa ditebak tapi harus benar-benar dibaca karena full logika, mulai analisis, membandingkan, soal full data," paparnya.

Peserta UM-PTKIN dengan gangguan penglihatan tersebut bernama Zakiyatur Rosyidah (19). Ia memilih jurusan masing-masjnh Bimbingan dan Penyuluhan Islam serta Pengembangan Masyarakat Islam di UINSA Surabaya. Zakiyatur mengaku mengalami gangguan penglihatan sejak kecil. Namun, ia masih bisa melihat dari jarak sangat dekat dengan mata. Saat mengerjakan soal ujian  tersebut, Zakiyatur membawa lampu belajar sendiri untuk membantu penglihatannya. Sementara untuk melingkari lembar jawab dibantu oleh pendamping dari UINSA. "Saya milih jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam karena saya suka dunia kerjanya nanti. Saya ingin kerja di bidang psikologi," ucapnya kepada wartawan.

Sementara itu, salah satu Tim Monitoring dari Kementerian Agama, Ajang Pradikta, menyatakan proses UM-PTKIN di UINSA Surabaya berjalan kondusif. Hal itu terlihat dari standar ruangan kelas, dan peserta merasa nyaman. "Kami tanya kepada peserta tentanh keterbacaan soal dan lembar jawaban mereka mengatakan tidak ada kendala. Kami hanya memastikan semua peserta ujian UM-PTKIN terlayani sesuai standar," ungkapnya.

Ajang menambahkan, tahun ini ujian CBT telah dilaksanakan di 15 perguruan tinggi. Di antaranya, UIN Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, Lampung, Parepare, Gorontalo, Palembang, dan Riau. "Ke depan arahnya CBT semua tapi infrasteuktur kita masih terbatas," ujarnya.

Nantinya, hasil ujian masuk PTKIN tahun ini akan diumumkan pada 19 Juni 2017. Peserta bisa mengakses hasil ujian melalui website yang disediakan panitia di laman www.um-ptkin.ac.id.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement