Senin 29 May 2017 16:03 WIB

Mahasiswa UGM Kembangkan Sabun dari Biji Kakao Afkir

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sabun dari limbah biji kakao dan jahe.
Foto: UGM
Sabun dari limbah biji kakao dan jahe.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Biji kakao dikenal sebagai bahan utama pembuat cokelat. Selain bisa diolah menjadi cokelat, permen, serta kue, ternyata biji cokelat juga bisa dibuat benda lain. Di tangan sekelompok mahasiswa Sekolah Vokasi UGM, biji kakao disulap menjadi sabun relaksasi.

Sabun yang diberi nama Choco Ginger Soap ini dibuat oleh Isnu Astuti, Nandya Candra, Yuyun Yuliarti, dan Inas Nur Hayati. Keempatnya memanfaatkan biji kako afkir yang kurang bernilai dan berdaya guna menjadi produk bernilai ekonomis.

Isnu mengatakan ide pembuatan sabun berawal dari kepihatinannya terhadap banyaknya jumlah kakao afkir yang dihasilkan petani di daerah Kulonprogo. "Biji  kakao tersebut tidak layak pangan dan  tidak dapat diolah menjadi bahan pangan sehingga tidak laku dijual," paparnya, Senin (29/5).

Mereka memanfaatkan biji kakao afkir yang sudah tak bernilai, seperti biji gepeng dan biji pecah. Kemudian lemaknya diambil sebagai bahan pembuat sabun.

Sabun relaksasi ini dibuat tidak hanya dengan menggunakan lemak kakao saja. Namun, diberikan tambahan ekstrak jahe untuk memberikan sensasi hangat pada tubuh.

"Sabun ini cocok dipakai bagai masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan ataupun wilayah yang memiliki cuaca dingin," kata Isnu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement