Jumat 02 Jun 2017 16:42 WIB

DIY Selenggarakan Lagi Program 'Professor Goes to School'

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Fernan Rahadi
Gubermur DIY Sri.Sultan.Hamengku Buwono X mengukuhkan Dewan Pendidikan DIY. Prof Danisworo sebagai ketua Dewan Pendidikan DIY menggantikan Prof Wuryadi.  Pada kesempatan ini juga ditandatangani MuO tentang Program Professor Goes to Campus, Teacher Goes to Campus dan Museum  Goes to Campus
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Gubermur DIY Sri.Sultan.Hamengku Buwono X mengukuhkan Dewan Pendidikan DIY. Prof Danisworo sebagai ketua Dewan Pendidikan DIY menggantikan Prof Wuryadi. Pada kesempatan ini juga ditandatangani MuO tentang Program Professor Goes to Campus, Teacher Goes to Campus dan Museum Goes to Campus

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA –  Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengukuhkan Dewan Pendidikan DIY di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Jum’at (2/6). Pada kesempatan ini dilakukan Penandatanganan MoU tentang Progran Professor Goes to School, Teacher Goes to Campus dan Student Go to Museum antara Pemda DIY dengan UGM, Badan Musyawarah Museum dan Dewan Kebudayaan DIY.

"Hal ini menunjukkan adanya integrasi program yang mendukung proses belajar mengajar di DIY," kata Sultan dalam sambutannya.   Ia mengatakan  program Professor Goes to School diselelenggarakan dengan  tujuan untuk memeratakan mutu pendidikan di satuan pendidikan di DIY. Harapannya agar lulusan di kabupaten tidak perlu lagi mencari sekolah favorit d Yogyakarta dengan cara mengubah domisili dalam KTP.

"Sebenarnya Program Professor Goes to School saya canangkan sejak tahun 2008 kini telah diadopsi oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY dan dianggarkan dalam APBD DIY. Karena keterbatasan dana dan skala prioritas, dalam setahun hanya dapat dilaksanakan sebanyak empat kali saja,’’ujarnya.

Sultan berharap lewat MoU dengan UGM dapat diperluas jangkauan sasaran, ditingkatkan frekuensinya, dan dipertajam  program studi yang dibutuhkan guru dan siswa. Selanjutnya dengan program Teacher Goes to Campus diharapkan setiap Guru Besar  memiliki guru binaan untuk bidang studi tertentu dalam ikhtiar meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan harus menjadikan isu guru sebagai tema sentral program ini.   

Lebih lanjut Sultan mengatakan,  meski sudah ada program kunjungan museum, tetapi ini pun kurang menarik minat siswa. ‘’Maka dengan MoU kedua dalam program Student Go to Museum ini saya berharap dapat meningkatkan kunjungan museum. Karena ada sesuatu yang menjadi magnet, yakni di museum digelar diskusi tematik sesuai ciri khasnya . Misalnya, di Museum Merapi menghadirkan Professor geologi, geografi dan ahli gempa dalam satu forum,’’ jelasnya. Sehingga, lanjut Sultan, setapak demi setapak ada harapan menjadikan museum sebuah learning center.

Dengan integrasi tiga program, kata Raja Keraton Yogyakarta ini, banyak kegiatan inovatif yang bisa diinisiasi agar menarik  partisipan dari pelaku pendidikan. Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengatakan UGM  akan menugaskan Professor untuk mengajar ke sekolah-sekolah.

"Misalnya Professor datang ke sekolah SMP, SMP bercerita saja tentang keilmuan tertentu untuk menginspirasi, memberikan semangat dan agar bercita-cita tinggi. Jadi tugas professor memberikan cerita yang menginspirasi para siswa, agar semangatnya meningkat dan cita-citanya melambung,’’jelasnya.

Sementara itu Dewan Penasehat Dewan Pendidikan DIY Prof Suyanto mengatakan sangat terkesan dengan Program  Professor Goes To School dan ini  sangat terkesan dengan adanya Program Professor Goes to School. ‘’Saya kira ini satu-satunya program dewan pendidikan yang ada di seluruh Indonesia,’’tuturnya.

Menurut dia, para professional dan professor tidak akan segan-segan datang ke sekolah. Karena salah satu dari darma perguruan tinggi untuk memberdayakan masyarakat pendidikan. Apalagi di DIY yang penting supaya dikembangkan pendidikan yang berbasis budaya. Ini sangat penting ntuk menghadapi persoalan radikalisme, terorisme, tidak bisa dengan pendekatan kemanan dan represif, kata Mantan Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud ini. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement