Rabu 14 Jun 2017 15:20 WIB

Pakar: Kembalikan Pendidikan ke Fitrahnya

Pakar pendidikan Zulfikri Anas saat mengisi workshopguru-guru MAN 4 Pondok Pinang Jakarta, Selasa (13/6).
Foto: Dok IB
Pakar pendidikan Zulfikri Anas saat mengisi workshopguru-guru MAN 4 Pondok Pinang Jakarta, Selasa (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Misi utama ajaran Islam diturunkan adalah  pendidikan. “Dengan demikian, ajaran Islam telah memuat semua aturan dan kaidah-kaidah dalam pendidikan,” kata pakar pendidikan Zulfikri Anas saat mengisi Workshop Guru-Guru MAN 4 Pondok Pinang Jakarta, Selasa (13/6).

Acara ini terselenggara atas kerja sama MAN 4 dengan Indonesia Bermutu. Menurut Zulfikri yang juga salah seorang peneliti Indonesia Bermutu, salah satu pokok pikiran ajaran Islam dalam mendidik adalah mengutamakan proses.

Dasar pemikirannya adalah apabila proses berjalan dengan baik, sesuai dengan tuntunan, maka hasilnya akan baik. “Proses itu diawali dengan membiasakan untuk berpikir secara benar, bertutur santun, dan berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik,” ujar Zulfikri.

Ketika semua itu telah diterapkan dengan baik, kata Zulfikri, maka proses pendidikan dapat menjadi jaminan akan terbangunnya kepribadian yang kokoh, berkarakter akhlak mulia, dan cerdas. Hal ini terbukti melalui fakta-fakta sejarah tentang majunya peradaban dan ilmu pengetahuan yang sebelumnya terkenal semrawut (jahiliyah).

“Apabila kita ingin menyelamatkan bangsa ke depan, mau tidak mau kita harus membenahi pendidikan. Kembalikan pendidikan ke fitrahnya, yaitu menjadikan agama sebagai basis dalam penyelenggaraan pendidikan,” tutur Zulfikri.

Nara sumber lainnya yang juga dari Indonesia Bermutu, Deni Hadiana mengemukakan, apa yang sedang diintensifkan pemerintah sekarang seperti pembelajaran  dan penilaian High Order Thinking Skills (HOTS), kecakapan abad 21 (berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi, literasi, dan penguatan karakter semua sudah lengkap tertuang dalam keteladanan Rasulullah yang dikenal dengan 4 teladan nabi (sidiq, amanah, fathonah, dan tabligh).

“Apabila ini kita pahami dengan benar, lalu kita terapkan secara konsisten dalam proses pembelajaran, Insya Allah pendidikan akan maju, dan hasilnya berupa peradaban yang mulia,” papar Deni.

Deni menambahkan, Islam adalah ajaran yang kaffah dan rahmatan lil’alamin. Pendidikan menjadi bahagian dari upaya membangun peradaban. “Dengan demikian, apabila kita ingin menjadi bangsa yang besar, cerdas, profesional dan berakhlak mulia, mari kita kembalikan pendidikan ke fitrahnya,” ujar Deni Hadiana.

Perwakilan IB Evi Afrizal Sinaro mengatakan, workshop yang dilaksanakan selama 3 hari (12-14 Juni 2017), di Aula MAN 4 ini diharapkan menjadi batu loncatan untuk menuju Madrasah Bermutu. “Diharapkan MAN 4 ini dapat menjadi model bagi seluruh MAN di seluruh Indonesia,” kata Evi.

Evi juga mengapresiasi kerja sama MAN 4 dengan Indonesia Bermutu.  “Ini sebuah terobosan yang luar biasa. Kita patut memberikan apresiasi yang setingi-tingginya kepada Ismail Nur selaku Kepala MAN 4 yang telah menggagas kegiatan ini,” kata Evi Afrizal Sinaro.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement