Kamis 15 Jun 2017 16:00 WIB

Nilai UN SMP Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Anjlok

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nur Aini
Sejumlah siswa mengerjakan soal ujian Bahasa Indonesia saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMPN 44 Bandung, Jalan Cimanuk, Kota Bandung, Selasa (2/5).
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah siswa mengerjakan soal ujian Bahasa Indonesia saat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMPN 44 Bandung, Jalan Cimanuk, Kota Bandung, Selasa (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan terjadi peningkatan indeks integritas ujian nasional (IIUN) jenjang SMP. Kendati demikian, terjadi penurunan nilai mata pelajaran Bahasan Indonesia dan Bahasa Inggris.

"Penurunan nilai mata pelajaran yang paling signifikan terlihat pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris," kata Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud, Nizam dalam konferensi pers di Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (15/6).

Ia menjelaskan, salah satu faktor yang menyebabkan penurunan tersebut, yakni soal-soal UN yang semakin diselaraskan dengan tuntutan kurikulum. Ia menjabarkan, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris, salah satu tuntutan kurikulum adalah kemampuan bahasa fungsional dalam konteks sosial (literasi fungsional).

Selain itu, ia mengatakan, dalam kurikulum 2006 maupun kurikulum 2013 (K-13) menuntut capaian level kognitif yang komprehensif, mulai dari mengingat hingga mengevaluasi dan mencipta. Kisi-kisi UN sejak 2015 juga secara progresif diarahkan pada kesesuaian dengan tuntutan capaian kurikulum tersebut.

Nizam mengatakan, aspek kemampuan bahasa yang harus dimiliki siswa, yakni menyimpulkan bacaan, memahami makna tersirat, menginferensi, serta kemampuan berpikir orde tinggi. Aspek-aspek itu secara perlahan diperkenalkan dalam soal-soal UN. Nizam menjabarkan, pengenalan soal-soal berpikir orde tinggi, bertujuan untuk lebih meningkatkan literasi melalui pembelajaran bahasa di sekolah.

Hasil UN jenjang SMP/MTs/sederajat telah diumumkan di seluruh Indonesia pada 2 Juni 2017. Jumlah satuan pendidikan yang mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) justru paling banyak dibanding SMA/MA maupun SMK, yakni sebanyak 8.879 SMP, 1.970 MTs, 198 SMP terbuka, serta 693 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Sebanyak 1.349.744 siswa SMP mengikuti UNBK. Meskipun demikian, dari segi persentase sekolah dan siswa UNBK jenjang SMP masih lebih rendah dari jenjang di atasnya, yakni 32 persen, karena jumlah siswa SMP/MTs jauh lebih banyak.

Peserta ujian nasional jenjang SMP yang dilayani dengan kertas dan pensil (UNKP) sebanyak 2.855.633 siswa. Peningkatan jumlah peserta UNBK pada jenjang SMP dari 2016 ke 2017 sangat signifikan, mencapai 860 persen (dari 156.320 menjadi 1.349.744 siswa). Sementara, lonjakan jumlah sekolah yang mengikuti UNBK mencapai 1.180 persen. Namun, untuk DKI Jakarta dan DI Yogyakarta 100 persen siswa SMP/MTs mengikuti UNBK.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement