REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membangun 315 kantin sehat di sekolah-sekolah rintisan seluruh Indonesia. Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kemendikbud, Wowon Widaryat, mengatakan program kantin sehat ini juga menjadi lahan pendidikan karakter.
Wowon mengungkapkan inovasi kantin sehat tidak hanya diukur dari bangunan kantin, melainkan cara mengelola kantin. Salah satunya, memasukkan unsur pendidikan karakter bagi siswa.
"Pendidikan karakter di kantin harus jalan, bagaimana budaya makan yang benar, budaya antri, kemudian bagaimana makanan itu harus sehat, cuci tangan yang bersih, itu mulai si kantin," kata Wowon, di Gedung Kemendikbud Jakarta, Rabu (5/7).
Lanjut Wowon, cara menempatkan piring-piring kotor dan mengajarkan siswa untuk mencuci sendiri, juga termasuk dalam tata kelola kantin sehat. Harapannya, siswa bisa mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya dan tidak mengandalkan orang lain.
Wowon mengatakan program ini dilakukan di 315 sekolah rujukan (rintisan) pada 2017. "Kami prioritas sekarang ini yang sekolah rujukan, supaya nanti sekolah-sekolah yang dibina oleh daerah itu contohnya dari sekolah rujukan yang tersebar di seluruh Indonesia," kata Wowon.
Wowon menjelaskan, total sekolah rintisan pada 2017 sebanyak 813 unit, bertambah dibanding sebelumnya 217 unit sekolah pada 2016. Sekolah rintisan ini menjadi percontohan baik dari sisi tata kelola bangunan ruang kelas, sanitasi, maupun kantinnya.