Jumat 14 Jul 2017 21:05 WIB

Yayasan Ummul Quro Depok Gelar Pelatihan Service Excellent

Sebanyak 180 pegawai Yayasan Ummul Quro Depok mengikuti One Day Training Service Excellent.
Foto: Dok Yayasan Ummul Quro Depok
Sebanyak 180 pegawai Yayasan Ummul Quro Depok mengikuti One Day Training Service Excellent.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Yayasan  Ummul Quro Depok menggelar kegiatan pelatihan yang dinamakan  One Day Training Service Excellent. Kegiatan tersebut diadakan  di  Aula Yayasan Ummul Quro Depok, Jawa Barat, Rabu (12/7).

Kegiatan ini diadakan oleh  Sumber Daya Insani (SDI ) Yayasan Ummul Quro Depok, dan diikuti seluruh pegawai di lingkungan Yayasan Ummul Quro Depok yang berjumlah 180 orang. Acara tersebut juga dihadiri Ketua Pelaksana Rapat Kerja Yayasan Ummul Quro Depok Edwiastuti Handayani SE.

“Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan seluruh pegawai dalam memberikan pelayanan yang berkualitas (quality service) dan tulus kepada semua stakeholders yang ada di lingkungan Yayasan Ummul Quro Depok,” kata  Kepala Bagian SDI Yayasan Ummul  Quro Depok Anita Tersiana Lobo SE dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/7).

Pelatihan itu menampilkan nara sumber Agni S Mayangsari. Ia adalah  pembicara "Service Excellent" Hearty Service.  “Service is not a knowledge; it's a personality.   Inti dari service yang excellent adalah melayani dengan hati dan mempermudah urusan orang lain,” kata Agni.

Ia menyebutkan, ada dua prinsip melayani dengan hati. Pertama, altruistic: getting pleasure by giving pleasure, mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan dengan memberikan kepuasan dan kebahagiaan untuk orang lain. “Mengapa kita perlu melayani dengan sepenuh hati, karena apa yang kita berikan akan kembali kepada diri kita sendiri,” tuturnya.

Kedua, pelayanan yang baik dari hati yang baik . “Ada dua kunci yang kita pegang dalam melayani dengan hati, yakni sentuh hati dan jaga hati,” papar Agni.

Ia menjelaskan, ada tiga cara menyentuh hati, yakni melalui mata, melalui telinga, dan pilih peran yang terbaik.  “Menyentuh hati melalui mata adalah by giving your best look. Memberikan penampilan yang terbaik bukan hanya standar tampilan secara fisik tetapi juga standar tampilan ruang kerja dan lingkungan kerja. Kemudian mengatur tatapan mata, ekspresi wajah (senyum), gerak tangan dan juga gerak tubuh,” tuturnya.

Ia menambahkan, menyentuh hati melalui telinga adalah  by deliver your best words. Menjaga pola komunikasi yang baik dengan menjaga visual (raut wajah yang tenang dan ramah), dan vocal  (menjaga volume,intonasi, tempo dan jeda kata-kata  dalam berkomunikasi).

“Tidak kalah pentingnya adalah  verbal, yakni pemilahan dan penggunaan kata-kata yang positif. Hindari menggunakan killer words seperti tidak bisa, tidak tahu atau bukan tugas saya. Kita bisa memilih menggunakan magic words seperti akan kami tanyakan dan akan kami usahakan atau 'Mari saya bantu',” paparnya.

 

Cara menyentuh hati yang ketiga, kata Agni, adalah  by choose the best role atau pilih peran yang terbaik. Caranya dengan selalu memberikan senyum yang tulus, menghargai, mendengarkan dan tetap bersikap tenang dalam kondisi apapun. Juga, memberikan service yang baik dengan bertanya dan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh customer. “Kita yakin bahwa letika kita mempermudah urusan orang lain maka Allah SWT akan mempermudah pula urusan kita,” ujarnya.

Agni mengemukakan, kunci yang kedua  dalam melayani dengan hati adalah adalah menjaga hati. Caranya adalah manage mind dengan positive thinking. Kemudian,   manage energy (mengelola emosi dengan memperbanyak surplus energi yang positif)  dan switch atau menukar energi yang negatif menjadi energi positif. “Tidak kalah pentingnya adalah  manage heart by heart focus, heart breathing and heart felling,” tutur Agni S Mayangsari.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement