Ahad 16 Jul 2017 13:55 WIB

Jumlah Riset dan Beasiswa Terancam Berkurang Lagi

Red: Ratna Puspita
Ilustrasi beasiswa.
Foto: Republika/ Wihdan
Ilustrasi beasiswa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemotongan anggaran Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) sebesar Rp 1,4 triliun berbuntut pada berkurangnya jumlah riset dan beasiswa yang akan dilaksanakan di 2017 sampai dengan 2018. Imbas dari pemotongan anggaran Kemristekdikti membuat BPPT juga mengalami pemotongan anggaran khususnya untuk belanja barang dan perjalanan dinas sebesar Rp 40 miliar.

"Mungkin ada beberapa kegiatan yang terpaksa kita satukan, karena targetnya (anggaran) harus berkurang. Memang pemotongan itu ada pada porsi belanja barang dan perjalanan dinas, tapi sebetulnya untuk lembaga riset justru itu semua jadi bagian dari kegiatan riset dan pengembangan (risbang), itu satu totalitas," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto di Jakarta, Ahad (16/7).

Ia mencontohkan seperti kegiatan pengujian pemetaan jalur kereta api cepat Jakarta-Surabaya di Cirebon, Sabtu (15/7), menggunakan Pesawat Udara Nirawak (Puna) Alap-alap masuk dalam daftar belanja barang dan perjalanan dinas. Dengan demikian, pemotongan anggaran untuk porsi ini ke depan jelas akan sangat mempengaruhi kegiatan risbang selanjutnya.

BPPT memang merencanakan uji coba Puna jenis Alap-Alap PA-4 dan PA-5 untuk pemetaan jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya pada seksi Cirebon-Tegal dan surveillance di Makassar. "Uji coba untuk surveillance di Makassar sekaligus untuk kegiatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tidak jadi, butuhnya paling tidak Rp170 juta karena kan berarti perjalanan dinas dan kita harus memindahkan barang-barang, anggarannya tidak ada ya masak mau dipaksakan," ujar dia.