Ahad 16 Jul 2017 17:52 WIB

Sistem PPDB Daring Masih Setengah Hati

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah calon siswa menunggu pengumuman PPDB jalur akademik di SMK Negeri 2 Depok, Jawa Barat, Senin (10/7)
Foto: Andi Nur Aminah/Republika
Sejumlah calon siswa menunggu pengumuman PPDB jalur akademik di SMK Negeri 2 Depok, Jawa Barat, Senin (10/7)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Berbagai kendala melanda proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem daring di tingkat SMA pada tahun ini. Salah satunya soal sistem daring yang dimaksud baru dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat ternyata hanya sebatas komputerisasi berkas saja. Sehingga masih ada proses PPDB yang dilakukan secara manual.

Hal itu dikeluhkan oleh Kepala Bidang Pengembangan SMP Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Dadang Yudistira. Ia menerima berbagai keluhan dari orang tua sekolah dan pihak sekolah yang mempertanyakan sosialisasi PPDB tingkat SMA sangat minim. Padahal menurutnya banyak aturan-aturan yang berubah-ubah sehingga menimbulkan kebingungan.

Lebih parahnya lagi, kendala teknis server membuat penerimaan siswa baru tidak sepenuhnya efektif. Ia menyontohkan pemberkasan yang harus diunduh meskipun belum pasti diterima atau tidaknya atas pilihan pertama dan kedua. "Idealnya memang sistem online (daring) itu memutus mata rantai birokrasi dan ekonomi. Pengalaman hari ini, banyak yang justru semakin ribet," katanya dalam diskusi di Kota Tasikmalaya, pekan ini.

Keluhan juga disampaikan oleh Koordinator PPDB Online ke SMA, SMPN 1 Kota Tasikmalaya Yanyan Hardiana. Ia menilai PPDB daring SMA baru sebatas komputerisasi sistem saja padahal kenyataanya pengentran data pendukung siswa masih dilakukan operator di SMA masing-masing. "Kalau online itu sambil mancing juga bisa mendaftarkan anak ke sekolah. Sekarang masih harus uncag-incig (bolak-balik, Red) ke sekolah tujuan," ujarnya.

Bahkan Ketua Dewan Pendidikan Kota Tasikmalaya, Dwiadi Cahyadi mengatakan masih perlu banyak perbaikan dari sistem PPDB daring tingkat SMA. Ia pun merasa heran bahwa orang tua siswa juga ada yang menerima hasil penerimaan melalui surat. Padahal seharusnya jika sistem daring diterapkan secara penuh maka pengumuman tak lagi menggunakan surat.

"Kok online tapi hasil diterima atau tidak masih menggunakan surat, mudah-mudahan ini persoalan masih belajar. Betapa tidak, sejak dilimpahkan ke provinsi tahun ini, lalu mendapatkan hajat besar PPDB," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement