Senin 17 Jul 2017 18:02 WIB

Hari Pertama Sekolah, Duduk Sebentar Lalu Pulang

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ratna Puspita
Hari pertama masuk sekolah di SMPN 21 Pamulang, Tangerang Selatan. Tidak ada atribut yang melekat pada peserta didik baru, Senin (17/7). (Ilustrasi)
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Hari pertama masuk sekolah di SMPN 21 Pamulang, Tangerang Selatan. Tidak ada atribut yang melekat pada peserta didik baru, Senin (17/7). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Hiruk pikuk orangtua mengantar anaknya sekolah pada hari pertama masuk sekolah tahun pelajaran baru di Kota Bandar Lampung, Senin (17/7) pagi, menjadi pemandangan berbeda. Selain orangtua ikut masuk kelas 1 SD, anak murid pun banyak tidak kebagian bangku kelas.

Pantauan Republika di beberapa SD di Kemiling dan Rajabasa, para orangtua siswa baru rebutan menempatkan anaknya di bangku depan kelas. Kapasitas bangku sekolah yang minim sedangkan muridnya banyak membuat beberapa kelas terpaksa duduk berdua satu bangku.

“Biasa kalau hari pertama sekolah, ibu-ibunya ingin anaknya duduk paling depan sekali, jadi rebutan,” kata Wati, salah seorang guru di SD wilayah Beringin Raya, Kemiling.

Pihak sekolah tidak bisa melarang para orangtua yang masuk dalam kelas turut mengatur tempat duduk anaknya. Menurut dia, nanti setelah beberapa hari pihak guru kelas akan mengatur kembali muridnya sesuai dengan kondisi anak-anaknya.

Mengenai banyaknya anak yang duduk berdua satu bangku, ia mengatakan pihak sekolah akan mengatur tempat duduk dan meja sesuai dengan jumlah anak didiknya. “Lambat laun akan teratur kembali,” ujar dia.

Gani, salah seorang orang tua siswa baru, menyesalkan pihak sekolah tidak mengatur bangku sekolah sesuai dengan jumlah siswanya dalam satu kelas. Padahal, waktu libur panjang lalu masih sempat untuk mengatur hal tersebut. “Kalau mau diatur sekarang jadi repot, mestinya jauh hari sudah diatur," kata dia.

Tak lama masuk kelas, siswa baru kelas 1 SD mendapat perkenalan dari guru kelasnya. Namun hanya beberapa jam kemudian, sekitar pukul 10.00, semua siswa mulai dari kelas 1 hingga 6 sudah kosong pulang.

Cuma sibuk ngatur tempat duduk, setelah itu langsung pulang tidak belajar lagi,” kata Gani yang menunggui anaknya yang baru masuk SD negeri. Ia tidak tahu kalau hal tersebut menjadi tradisi di SD negeri tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement