REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Hingga saat ini terdapat empat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri(SMKN) di Kota Bekasi yang belum memiliki bangunan sekolah. Keempat SMKN tersebut, yakni SMK 12, SMK 13, SMK 14, dan SMK 15 saat ini masih menggunakan ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) untuk belajar.
Sedangkan untuk melakukan praktek, siswa akan dialokasikan ke sekolah-sekolah induk yang telah memiliki fasilitas yang memadai. Alasan dibukanya keempat sekolah tersebut berkaitan dengan kebijakan Pemerintah Kota Bekasi yang membutuhkan serapan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam jumlah besar untuk SMKN. "Maka ditetapkan Sekolah Kewirausahaan Gratis (USB) lalu tanahnya baru kita cari anggarannya baik dari CSR maupun APBD," kata Ali Fauzi saat ditemui Republika.co.id di Gedung Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi pada Rabu (19/7).
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bekasi Ali Fauzi mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi akan berupaya untuk membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bekasi dalam merealisasikan bangunan sekolah untuk keempat SMKN tersebut. Pemkot Bekasi, kata dia akan membantu mencarikan lahan untuk pembangunan.
Sedangkan Pemprov yang akan menyediakan anggaran untuk pembanguan sekolah. "Pemprov Jabar itu siap membangun tapi permasalahan tanah diserahkan ke Pemkot Bekasi karena harga tanah tinggi. Jika Pemkot cepat menyediakan tanah maka Pemprov akan cepat membangun sekolah," ujar Ali.
Dia menjelaskan, saat ini SMKN 12 telah siap dalam anggaran pembangunan dan hanya membutuhkan lahan untuk pembangunan. Sedangkan SMKN 15 telah memiliki lahan namun dana pembangunan belum tersedia, dan masih menunggu persiapan anggaran dari pemerintah. "Kita berharap 2018 paling tidak, yang seperti SMKN 15 kita upayakan untuk segera di bangun," kata dia.
Ali menjelaskan, dari empat SMK tersebut, hanya SMKN 12 yang telah memiliki siswa kelas XII. Sedangkan SMKN 13, SMKN 14 dan SMKN 15 tahun ini baru membuka penerimaan murid baru.
Untuk sementara, seluruh siswa SMKN tersebut melakukan praktek di sekolah-sekolah induk, seperti SMKN 8, SMKN 1, SMKN 3 dan SMKN 4. "Untuk total siswa yang masih menumpang sekitar 1.148 siswa," kata Ali.
Dia menegaskan, jika rencana pembangunan sekolah tersebut tersendat, maka siswa SMKN akan dilokasikan ke SMKN induk. SMK Induk, kata Ali harus mengupayakan lokasi ruangan untuk siswa dari empat SMKN yang saat ini belum memiliki bangunan sekolah tersebut. "Dalam situasi ini, sekolah induk harus mengupayakan adanya ruangan, seperti ruang praktek untuk belajar siswa SMKN yang belum punya sekolah," jelas Ali.
Sedangkan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN), kata Ali juga terdapat empat sekolah yang belum memiliki sekolah, yakni SMAN 19, SMAN 20, SMAN 21, dan SMAN 22. Hingga saat ini, sekolah SMAN tersebut menumpang di sekolah-sekolah induk seperti SMA 2, SMA 4, SMA 6 dan SMA 8. Setiap SMAN, kata dia masing-masing dapat memilliki sekitar sepuluh Rombel. "Total siswa SMAN yang masih numpang sekitar 2.280 siswa," ujar Ali.
Keempat SMAN tersebut, kata dia termasuk dalam pembangunan sekolah USB bersama empat SMKN yang hingga kini juga belum memiliki gedung sekolah. "Waktu itu Bekasi mendirikan USB delapan sekolah. Empat SMKN empat SMAN, dan kalau memang program sudah dirancang insya Allah tiga tahun selesai," kata dia.