REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan literasi di sekolah sebaiknya tidak hanya terfokus pada peserta didik, tetapi juga untuk guru.
“Gerakan literasi (membaca, menulis dan menyimak) juga harus menyentuh guru, karena tingkat membaca di kalangan para guru masih rendah. Untuk itu, dibutuhkan kemauan yang tinggi dari dalam diri guru,” kata anggota Dewan Perpustakaan Jakarta Afrizal Sinaro kepada Republika.co.id, Ahad (30/7).
Di sisi lain, Afrizal menambahkan, kebijakan kementerian pendidikan dan kementian agama terhadap guru juga perlu di evaluasi. Salah satu caranya adalah memastikan dan menetapkan berapa rupiah/berapa persen dari uang sertifikasi yang diterima oleh guru itu dibelikan untuk buku penunjang atau pengayaan,” kata Afrizal yang juga Ketua Umum Yayasan Perguruan Al-Iman Citayam, Bogor.
Selanjutnya, kata Afrizal, secara berkala guru-guru tersebut membuat kesimpulan dari isi buku yang sudah dibaca. “Kemudian menyerahkan kepada kepala sekolah untuk syarat kenaikan pangkat/jabatan,” tutur Afrizal yang direktur utama Penerbit Al-Mawardi Prima