Jumat 04 Aug 2017 18:31 WIB

Menristek: Infrastruktur Riset Indonesia Menuju Negara Maju

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menristekdikti Mohammad Nasir memberikan sambutan saat peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Kamis (20/7).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Menristekdikti Mohammad Nasir memberikan sambutan saat peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Kamis (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) optimistis infrastruktur riset Indonesia menuju ke arah negara maju. Hal itu ditunjukkan dengan peringkat Indonesia di posisi tiga besar dunia berdasarkan Directory of Open Access Journals (DOAJ) dengan 772 jurnal terindeks per Juli 2017.

Posisi Indonesia berada di tiga besar dunia, artinya infrastruktur riset sudah ke arah benar menuju negara maju, kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Kantor Kemristekdikti, Senayan, Jakarta.

DOAJ merupakan direktori jurnal terbuka dari seluruh dunia. Posisi Indonesia berada di bawah Brasil dan Britania Raya. Dalam jurnal terindeks DOAJ. Sementara Indonesia, mengungguli Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand dari jurnal terindeks DOAJ.

Sementara itu, jumlah publikasi Indonesia terindeks global mengalami peningkatan dari 2016. Capaian publikasi terindeks global untuk ASEAN per 3 Agustus 2017, Indonesia berada di peringkat tiga di atas Thailand dan Vietnam. Jumlah publikasi Indonesia sebanyak 9.501 jurnal.

Posisi I ditempati Malaysia dengan 16.172 jurnal. Disusul Singapura dengan 11.130 jurnal. Indonesia mengungguli Thailand yang menduduki posisi IV dengan 8.321 jurnal dan Vietnam dengan 3.584 jurnal. Sebelumnya, pada 2016, Indonesia berada di peringkat IV dengan jumlah publikasi sebanyak 11.865 jurnal.

Menristekdikti optimistis jumlah publikasi Indonesia mampu mencapai angka 15 ribu hingga 17 ribu pada akhir 2017. Pun ia meyakini, Indonesia mampu menggeser posisi Singapura yang berada di posisi II.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement