REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Josie Burt dan Joanne Weston, dua guru dari North Clayton Primary School Australia, turut mengisi lokakarya Pendidikan Abad 21, kegiatan yang merupakan gagasan dari Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), di UC UGM Yogyakarta, Senin (7/8).
Co-Founder GSM yang juga Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Candra, turut memberikan materinya sembari menjadi penyambung sesi kedua seminar. Dalam paparannya, ia menekankan pendekatan Clayton yaitu pendekatan pola pikir.
Selain itu, ia menuturkan, sekolah yang baik harus memenuhi syarat-syarat utama, di antaranya keamanan dan kenyamanan. Dan, lanjut Novi, salah satu kegiatan menarik yang tidak dilakukan sekolah-sekolah Indonesia yaitu merayakan perbedaan. "Jadi mereka tidak cuma biasa menerima perbedaan, tetapi mereka merayakan perbedaan," kata Novi dalam paparannya.
Sementara, Joanne dan Josie menerangkan pengajaran-pengajaran yang diterapkan di Clayton kepada 200-an peserta yang sebagaian besar merupakan guru. salah satu penegasan yang diterangkan yaitu tentaang empat nilai yang jadi peraturan emas. "Menghargai, tanggung jawab, kreatif, dan menerima," ujar Josie.
Bahkan, Joanne sempat menyeritakan pengalaman yang jadi salah satu contoh aktifnya komunikasi dua arah yang ada di Clayton. Itu merupakan pengalaman saat ia ditegur salah satu muridnya lantaran kurang memperhatikan pertanyaan murid-murid.
"Jadi saya sempat diprotes salah satu murid saya karena tidak memperhatikan. Jadi kita memang saling memperhatikan, saya memperhatikan mereka, mereka memperhatikan saya," kata Joanne.
Selain Novi, Josie, dan Joanne yang ada di sesi kedua, seminar Pendidikan Abad 21 turut menghadirkan sejumlah pembicara lain. Di antaranya Founder GSM Muhammad Nur Rizal, Direktur Wahid Institute Yenny Wahid, dan Guru Besar UGM Prof Djamaludin Ancok.