REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberi penghargaan Anugerah Iptek dan Inovasi pada peneliti dan perguruan tinggi. "Anugerah ini merupakan rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas)," kata Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe di Universitas Negeri Makassar (UNM), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/8) malam.
Ia menjelaskan pemberian Anugerah Iptek dan Inovasi memiliki sejumlah tujuan. Seperti, mendorong peningkatan kemampuan Iptek, yang diikuti dengan penguatan inovasi nasional untuk mendukung kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia. Kedua, membangun iklim kondusif penguatan inovasi untuk peningkatan nilai tambah ekonomi dan atau sosial-budaya secara berkelanjutan.
Ketiga, memberikan dorongan kepada para pelaku inovasi (akademisi, swasta, pemerintah dan komunitas) dalam mendorong penguatan inovasi. Jumain menganggap penghargaan Anugerah Iptek dan Inovasi menunjukkan relasi mutualistis antara pemangku kepentingan iptek dan inovasi untuk melahirkan inovator-inovator handal. Pun juga penghargaan mengakselerasi terbentuknya kultur berinovasi di tengah masyarakat.
Penghargaan diberikan pada pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan industri. Masing-masing Budhipura diberikan pada pemerintah daerah provinsi sebagai apresiasi atas prestasi dalam penguatan sistem inovasi di wilayahnya. Peringkat I diberikan pada Provinsi Jawa Barat, peringkat II pada Provinsi Sumatra Selatan, peringkat III pada Provinsi Riau.
Kedua, Budhipraja diberikan pada pemerintah kabupaten/kota atas prestasi dalam penguatan sistem inovasi di daerahnya. Penghargaan I diberikan pada Kabupaten Sragen, pemenang II pada Kabupaten Pelalawan, dan pemenanga III pada Kota Magelang.
Ketiga, Widyapadhi diberikan pada perguruan tinggi sebagai apresiasi atas prestasi dalam litbang menjadi produk inovasi melalui penguatan kelembagaan, sumber daya dan jaringan inovasi. Peringkat I diberikan pada IPB, penghargaan II pada ITB, penghargaan III pada UGM.
Keempat, Prayoga Sala yakni apresiasi terhadap prestasi LPNK, PUI atau lembaga penelitian dan pengembangan untuk penguatan inovasi. Peringkat I diberikan pada Puslit Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia, PT Riset Perkebunan Nusantara, penghargaan II diberikan pada Pusat Penelitian Teh dan Kina, PT Riset Perkebunan Nusantara, penghargaan III pada Balai Besar Industri Agro, Kementerian Perindustrian.
Kelima, Abyudaya diberikan pada sektor industri sebagai apresiasi atas prestasi dalam pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan menjadi produk inovasi. Peringkat I diberikan pada PT Biofarma (Persero) Tbk, peringkat II pada LEN Industri (Persero) Tbk, penghargaan III pada PT Dua Empat Tujuh.
Keenam, Adibrata sebagai apresiasi pada masyarakat ilmiah atas prestasi dalam pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan menjadi produk inovasi. Peringkat I diberikan pada Januarti J. Ekaputra, peringkat II pada Abu Bakar Tawali, peringkat III pada Mohammad Nasikin.
Ketujuh, Labdha Kretya diberikan pada masyarakat umum yang berprestasi menghasilkan inovasi. Peringkat I diberikan pada Roy Wibisono A Prabowo, peringkat II pada Cepi Al-Hakim, peringkat III pada Ahmad Mursyid Rois. Kedelapan, Widya Kridha yakni apresiasi prestasi atas dukungan lembaga bukan pemerintah dan kelompok masyarakat dalam mendorong penguatan sistem inovasi. Peringkat I pada Bandung Technopark, peringkat II pada Pro Indonesia. Selain itu, Kemristekdikti memberi penghargaan pada Dosen Terbaik, Standar Penjaminan Mutu Internal, HKI, dan Penulis Artikel dan Foto Terbaik.