REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Pengamat pendidikan Tuti Tuarsih menilai, penerapan sekolah seharian penuh atau full day school (FDS) dapat mencegah paham radikalisme karena siswa disibukkan dengan pembelajaran. Selain itu, FDS juga mampu membentuk karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler.
"Sekolah seharian tentu anak-anak memfokuskan belajar dan tidak sempat terpengaruhi pergaulan negatif di lingkungan, karena siswa merasa kelelahan belajar di sekolah itu," kata Tuti Tuarsih saat dihubungi di Lebak, Jumat.
Penerapan sekolah seharian yang digulirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diberlakukan tahun ajaran 2017-2018 mengundang polemik di masyarakat.
Namun, manfaat sekolah seharian penuh itu cukup besar bagi siswa karena akan menanamkan karakter dan kepribadian serta memiliki jiwa disiplin serta tanggung ajwab.
Mereka para siswa memfokuskan belajar di sekolah penuh seharian untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan bidang mata pelajaran melalui pengkajian, seminar dan diskusi.
Selain belajar penuh seharian juga mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman karakter juga cinta tanah air, seperti kegiatan ekstrakurikuler.
Para siswa mengikuti ekstrakurikuler di sekolah itu dengan aneka macam kegiatan diantaranya kesenian, keagamaan, olah raga, ketrampilan, pembekalan bela negara, pengenalan teknologi digital hingga pelatihan penelitian.
Kegiatan ekstrakurikuler itu untuk mengasah kemampuan dan bakat potensi siswa guna meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan kegiatan itu, kata dia, tentu lingkungan sekolah memiliki suasana yang menyenangkan bagi anak-anak untuk belajar sekolah seharian penuh.
"Kami yakin melalui kegiatan ekstrakurikuler itu akan membentuk karakter, kepribadian juga mengembangkan potensi mereka, sehingga bisa mencegah pemahaman negatif seperti radikalisme, penyalahgunaan narkoba dan tawuran pelajar," katanya menjelaskan.
Menurut Tuti, pihaknya mengapresiasi tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Rangkasbitung Kabupaten Lebak menerapkan sekolah seharian penuh tanpa penolakan dari orang tua siswa.
Bahkan, orang tua menyambut baik penerapan "full day school" karena berdampak positif untuk peningkatan mutu pendidikan.
Sebab, anak-anak difokuskan belajar di lingkungan sekolah seharian dengan suasana menyenangkan.
Selain itu juga orang tua sangat senang karena anak mereka tidak terpengaruhi pergaulan negatif di lingkungan.
"Kami menilai sekolah seharian itu dapat membentuk karakter dan kepribadian siswa dan tidak terpengaruh hal-hal yang negatif," katanya.