REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Presiden Joko Widodo kembali menegaskan bahwa tidak ada keharusan bagi sekolah di seluruh Tanah Air untuk menerapkan program pendidikan karakter lima hari sekolah full day school (FDS). Penegasan tersebut disampaikan Joko Widodo usai membagikan 1.725 Kartu Indonesia Pintar di SMP Negeri 7 Jember.
"Ini untuk kedua kalinya ingin saya sampaikan (yang masih ditanyakan) mengenai lima hari sekolah. Perlu saya sampaikan, perlu saya tegaskan lagi bahwa tidak ada keharusan untuk lima hari sekolah. Jadi tidak ada keharusan full day school. Supaya diketahui," kata Jokowi, Ahad (13/8).
Meski demikian, pemerintah tetap memberikan izin untuk sekolah-sekolah yang telah menerapkan kebijakan FDS. Namun dengan syarat kebijakan tersebut harus diterima oleh masyarakat dan para tokoh agama setempat.
"Yang selama ini enam hari silakan lanjutkan. Tidak perlu berubah sampai lima hari. Yang sudah lima hari dan itu kalau memang diinginkan oleh semua pihak ya silakan diteruskan. Kalau diinginkan oleh masyarakat dan ulama silakan," tuturnya.
Polemik adanya FDS memang menyita banyak perhatian. Sebab, kebijakan ini dinilai akan mengekang anak untuk melakukan aktivitas lain diluar dunia pendidikan formal. Selain itu banyak alim ulama islam yang menilai bahwa pendidikan lima hari sekolah membuat pembelajar agama di luar sekolah terganggu.