Kamis 31 Aug 2017 19:45 WIB

Lewat Chevening, Inggris Danai Studi 66 Mahasiswa Indonesia

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Karta Raharja Ucu
Pencarian beasiswa dan belajar TOEFL (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Pencarian beasiswa dan belajar TOEFL (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Inggris tahun ini mendanai 66 mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan studi master mereka di sejumlah universitas di Negeri Ratu Elizabeth tersebut lewat program Beasiswa Chevening. Secara khusus, pada Rabu (30/8), Kedutaan Besar Inggris di Jakarta menggelar acara untuk melepas keberangkataan para generasi muda terpilih yang akan segera memulai perkuliahan mereka untuk periode 2017-2018.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Moazzam Malik mengatakan, lewat program Chevening, Inggris melakukan investasi terhadap pengembangan sumber daya manusia Indonesia. Penerima beasiswa akan mendapatkan pendidikan yang berkualitas di salah satu universitas terbaik dunia yang ada di Inggris. Tak hanya itu, Moazzam melanjutkan, mereka juga akan mendapatkan pengalaman dan pembelajaran hidup yang berharga karena akan berinteraksi dengan para ahli dan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia.

Karenanya, Moazzam optimistis, penerima Beasiswa Chevening akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang akan berkontribusi untuk pembangunan Indonesia di berbagai macam bidang keahlian. "Harapan kami adalah melalui investasi seperti beasiswa Chevening, kami akan mendukung usaha pemerintah Pak Jokowi dan pemerintah yang berikutnya untuk pembangunan Indonesia," kata Moazzam.

Lebih jauh, ia menganggap investasi pada sumber daya manusia ini juga menjadi sangat penting karena Indonesia diprediksi akan masuk dalam daftar 10 negara dengan ekonomi terkuat dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, jika bangsa Indonesia berhasil membangun negerinya dengan baik, kata Moazzam, maka Indonesia akan menjadi pemimpin di panggung dunia. "Tapi kalau gagal itu akan menjadi masalah internasional," ucapnya.

Moazzam juga meyakini hampir semua masalah yang dihadapi negara-negara di dunia saat ini adalah masalah internasional. Karenanya, solusi yang dibutuhkan pun adalah solusi yang skalanya internasional. Untuk itu, dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang siap bekerja sama dan menjalin hubungan dengan dunia internasional.

Moazzam berharap, alumni Chevening ke depan akan menjadi pemimpin Indonesia yang siap berkontribusi menyelesaikan masalah-masalah internasional. "Jadi mereka tidak hanya bisa menjadi pemimpin untuk Indonesia, tetapi juga bisa menjadi pemimpin yang siap bekerja sama dengan negara sahabat seperti Inggris atau negara sahabat lain untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh semua," tutup Moazzam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement