Selasa 05 Sep 2017 23:20 WIB

IIBF Pertajam Kerja Sama dengan Industri Kreatif

Rep: Sri Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Siswa dari SD Murul Islam Pondok Kopi Jaktim mengunjungi stand pameran buku di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016 di JCC, Jakarta, Jumat (30/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Siswa dari SD Murul Islam Pondok Kopi Jaktim mengunjungi stand pameran buku di Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016 di JCC, Jakarta, Jumat (30/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian International Book Fair (IIBF) akan kembali digelar di Assembly Hall JCC pada 6-10 September 2017. Ketua Panitia Husni Syawie mengatakan tahun ini akan mempertajam kerja sama dengan industri lain yang telah dirintis tahun-tahun sebelumnya.

"Misal Falcom, ada lomba robot, ada juga kerja sama dengan organisasi yang mengurus buku seperti KBN, ada juga satu pena yang merupakan asosiasi penulis yang baru," kata Syawie ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/9).

Sekretaris Jenderal IKAPI ini berharap IIBF akan menjadi rumah bagi para pelaku literasi di Indonesia. Ini akan menjadi milik semua pihak untuk mengekspresikan program yang dimiliki.

Adapun jargon "It is a book affair" dapat dimaknai secara beragam. Salah satunya bahwa urusan buku tak melulu perkara buku itu sendiri. Ada industri-industri lain yang bisa terlibat dan berkolaborasi.

Di tahun ini, industri-industri lain yang terlibat masih memiliki kaitan dengan dunia buku. Misalnya, buku-buku, film-film, atau games yang terinspirasi dari buku. Namun, tak menutup kemungkinan IIBF akan mewadahi semua industri kreatif.

Adapun salah satu ciri khas IIBF yang terus dipertahankan dan menjadi pembeda dengan pameran lain di Indonesia adalah ada dua dimensi yang diwadahi. Di satu sisi, IIBF mencakup model bookfair sebagai wadah jual beli buku. Di sisi lain, IIBF juga menghubungkan para pelaku bisnis. Sifatnya profesional atau model trade fair.

Dalam model trade fair, tak hanya buku yang diperjualbelikan, melainkan juga hak cipta atau copyright serta subsidiary right. Walau masih jarang di Indonesia, model ini umum dipakai dalam pameran internasional.

Tahun ini, akan ada berbagai lomba untuk anak sekolah. Ada pula presentasi dari Jerman dan Perancis. Perwakilan kedua negara tersebut akan mempresentasikan buku-buku karya mereka dan program yang mereka miliki. "Programnya seperti apa kita belum tahu. Tapi Jerman dan Perancis mengundang para pelaku bisnis di Indonesia untuk hadir," kata Syawie.

Menurut Syawie, kedua negara tersebut sengaja mengajukan diri untuk tampil. Ia berharap negara-negara lain juga mengambil kesempatan tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement