Jumat 08 Sep 2017 19:41 WIB

Singapura 'Mengancam', Ini Pesan Mendikbud untuk Pelajar

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Qommarria Rostanti
Mendikbud Muhadjir Effedy.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Mendikbud Muhadjir Effedy.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Men­dikbud) Muhadjir Effendy meminta para siswa Indonesia belajar dan bekerja keras. Pasalnya persaingan berbagai negara, termasuk Singapura semakim ketat.

Dia mengatakan, para pelajar akan menjadi pemimpin di masa depan sehingga dituntut kemampuan lebih. Mendikbud berpesan, jangan karena masih muda, pelajar jadi tidak mau belajar sungguh-sungguh dan bekerja keras. "Itu tidak betul, karena pendidikan menuntut kemampuan yang sungguh-sungguh, tidak main-main," ujarnya di depan siswa saat apel upacara peringatan Hari Aksara Internasional 2017, di SMP 1 Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (8/9).

Apalagi, Indonesia dihadapkan persaingan dengan negara lain. Saat dirinya berkunjung ke Singapura pada Kamis (7/9), Mendikbud bertemu pelajar Singapura. "Kita bisa membayangkan kalau Indonesia yang penduduk Indonesia sekarang 250 juta, kalau nanti kamu kalah kemampuan dengan anak-anak Singapura maka anak-anak Singapura akan datang ke sini 'menjarah', menguasai lapangan kerja di Indonesia," kata dia.

Singapura diakuinya memang bukan negara besar, penduduknya hanya 3,5 juta jiwa. Namun mengingat kemampuan pendidikan yang sangat bagus, SIngapura menjadi negara kota yang global karena tenaga kerjanya tersebar di hampir seluruh dunia. Tak hanya itu, mereka juga menguasai teknostruktur, artinya lapangan kerja yang menuntut teknologi tinggi dan secara struktur menentukan di mana pekerjaan itu berada. 

Apabila tidak belajar serius, generasi muda Indonesia dikhawatirkan hanya akan menjadi penonton karena dari segi kemampuan tidak bisa mengimbangi kemampuan Singapura. Untuk itu, kata Mendikbud, apabila ingin mempertahankan Indonesia menjadi negara besar, maka tidak ada pilihan lain, generasi penerus Indonesia harus siap menantang anak-anak dari negara lain yang akan menjadi kompetitor. 

"Karena itu saya pesan betul-betul belajar keras," ujarnya.

Selain belajar sungguh-sungguh, dia meminta anak-anak Indonesia memiliki mental, moral tinggi, dan karakter yang kuat. Karena, kata dia, karakter pada dasarnya sebagai modal dasar setiap anak untuk maju lebih bagus. 

"Kalau karakter kuat, belajar keras, kamu akan jadi anak-anak berguna, ortu yang berguna dan pada 2045 ketika Indonesia berusia 100 tahun, kamu sudah dewasa, berada dalam teknostruktur yang akan menentukan masa depan bangsa ini," ujarnya.

Mendikbud mengatakan, di tangan generasi muda inilah nasib Indonesia akan dipertaruhkan. Mereka yang akan menentukan apakah Indonesia akan menjadi bangsa besar dengan jumlah penduduk yang diprediksi akan mencapai 280 hingga 290 juta jiwa pada 2045.

Indonesia digadang-gadang akan menjadi negara terbesar keempat di dunia dengan wilayah yang hampir sama dengan daratan Eropa dengan beraneka ragam penduduk. "Ini modal kita untuk jadi bangsa yang besar, bermartabat, diantara bangsa maju yang lain," ujarnya. Keberhasilan pelajar, kata dia, tidak hanya menguntungkan pribadi, tetapi menjadi keberhasilan negara dan bangsa ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement