Senin 11 Sep 2017 02:11 WIB

Institut STIAMI Deklarasikan Cetak 100 Wirausaha Muda

Wisuda ke-27 STIAMI, Sabtu (25/4)
Foto: stiami
Wisuda ke-27 STIAMI, Sabtu (25/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut STIAMI mendeklarasikan program "Cetak 100 Wirausaha Muda", Ahad (10/9). Rektor Institut STIAMI Panji Hendrarso mendeklarasikan program ini kala membuka kegiatan STIAMI Institute Intellectual Achievement Program (SIIAP) 2017 — Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

Panji menyatakan program ini menargetkan dari 3000 mahasiswa baru ada 100 mahasiswa yang menjadi wirausaha muda. Selain itu, meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan.

“Ini komitmen keseriusan kami dalam menyiapkan calon-calon pengusaha yang tentunya akan berdampak terhadap terciptanya lapangan pekerjaan,” ujar Panji, di gedung Smesco UKM, Ahad (10/9).

Selain itu wirausaha muda ini dapat mendorong terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran sebagaimana cita-cita bangsa yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.“Kami menyiapkan bekal kewirausahaan bagi mahasiswa agar mind set mahasiswa bergeser menjadi pencipta lapangan kerja,” ujarnya.

Wakil Rektor I Institut STIAMI Dr. Yulianto menambahkan, kampus memiliki kegiatan Perhimpunan Wirausaha Mahasiswa (Perwira). Melalui Perwira, calon-calon pengusaha ini akan dibina, sehingga tak hanya memiliki semangat namun juga kemampuan manajerial.

Sehingga pasca lulus, peserta program diyakini bisa mengembangkan usahanya secara mandiri.  “Kami ada pembinaan entrepreneur kerja sama dengan beragam industri, sehingga pada akhirnya setelah lulus kita berharap bisnis mereka berkembang, sehingga siap menyerap tenaga kerja,” ucap dia.

STIAMI, menurut dia selama ini menilai masalah wirausaha muda Indonesia dipengaruhi oleh pola pikir mahasiswa. Mahasiswa selalu berpikir belajar untuk mencari kerja. Maka itu pihaknya pun mendorong para mahasiswa untuk belajar membentuk lapangan pekerjaan.

Selain itu tak hanya mahir berwirausaha, pihaknya juga mendorong tumbuhnya pengusaha berakhlak mulia. Sehingga kedepannya mereka tak menabrak koridor yang dilarang oleh hukum negara dan agama.“Kebanyakan mereka masih bersih bersih dan belum tahu potensi diri. Ini yang akan kita arahkan mengubah mindset mereka,” ungkap dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement