REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Relawan Membaca 15 Menit menilai minta baca masyarakat tidak rendah. Selama ini masyarakat, khususnya di daerah pedalaman, hanya tidak memiliki akses pada buku dan bahan bacaan.
"Minat membaca masyarakat kita ini tidak selalu rendah, akan tetapi akses untuk mereka membaca mungkin sedikit sulit," kata Sekjen Relawan Membaca 15 Menit Budi Firmanysah dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (14/9).
Ia mencontohkan masyarakat Fakfak, Papua Barat antusias terhadap buku-buku yang dikirim Relawan Membaca 15 Menit. Saat itu, ia mengatakan, pengiriman buku memakan biaya yang fantastis. Saat itu belum ada program pemerintah tentang gratis kirim buku, ujar Budi.
Budi beranggapan perpustakaan memilki peran penting dalam menumbuhkan budaya membapa pada masyarakat. Pun selama ini perpustakaan selalu berusaha membuat inovasi agar minat membaca meningkat.
Ia mengapresiasi langkah pemerintah membuat kebijakan pengiriman buku gratis setiap tanggal 17. Hal itu sejalan dengan tujuan para relawan atau komunitas di lapangan. Ia menyebut kebijakan itu meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia di era digital.
Budi mengatakan saat ini dunia digital mengubah cara membaca buku di kalangan masyarakat dimana e-book atau buku digital menjadi sebuah tren di kalangan generasi muda.