Senin 09 Oct 2017 22:04 WIB

Kemendikbud Bebaskan Pemda Terjemahkan Penguatan Karakter

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi} Siswa Sekolah Dasar Negeri 23 Sui Sirih, Matan Hilir Selatan, Kab Ketapang, Kalimantan Barat, mengikuti sosialisasi penanggulangan dan pencegahan kebakaran hutan/lahan.
Foto: Republika/Prayogi
[Ilustrasi} Siswa Sekolah Dasar Negeri 23 Sui Sirih, Matan Hilir Selatan, Kab Ketapang, Kalimantan Barat, mengikuti sosialisasi penanggulangan dan pencegahan kebakaran hutan/lahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mempersilakan pemerintah daerah menerjemahkan implementasi penguatan pendidikan karakter (PPK) sesuai kearifan lokal daerahnya. “Saya kira sesuai ketentuannya PPK, ini kan memberikan semacam ruang kreatifitas ke daerah,” kata Staf Ahli Mendikbud bidang Pembangunan Karakter Arie Budhiman kepada Republika, Senin (9/10).

Ia menjelaskan, PPK tidak hanya memuat konteks keagamaan atau nilai regius. Sebab, PPK juga mengusung nilai nasionalis, kemandirian, gotong royong, dan integritas.

Arie mencontohkan, Bandung dan Sukabumi di Jawa Barat adalah dua daerah yang menerjemahkan PPK dalam konteks religi melalui gerakan Magrib mengaji. Gerakan itu didukung peraturan daerah.

“Dalam PPK banyak dimensinya, yang utama lima nilai utama,” ujar dia. 

Arie meyakini setiap daerah memiliki pertimbangan masing-masing mengembangkan PPK. Sebab, menurutnya PPK ihwal pesan bagaimana orang tua mendampingi dan memperhatikan anaknya.

Tujuannya, menjadikan keluarga lebih harmonis melalui pembinaan karakter anak dengan intens. Arie menegaskan pembinaan karakter terjadi sepanjang dan setiap waktu. Menurutnya, partisipasi aktif orang tua harus menjadi gerakan nasional.

“Orang tua memungkinkan anak tumbuh karakternya,” kata Arie. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement