REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) menyelenggarakan seminar bertema Cegah Radikalisme, Ciptakan Indonesia Berkemajuan. Seminar ini bertujuan mencegah radikalisme di tanah air.
Wakil Ketua III Uhamka Bunyamin mengatakan, ia tak setuju terhadap anggapan bahwa perguruan tinggi menjadi sarang berkembangnya paham radikalisme. Menurutnya perguruan tinggi punya komitmen untuk mencegah radikalisme.
"Kami berkomitmen tinggi mencegah radikalisme. Salah satu cara untuk mencegah potensi radikalisme d iantaranya melakukan kerjasama strategis dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) untuk memberikan edukasi dan pengertian kepada civitas akademika Uhamka terkait radikalisme," katanya dalam keterangan persnya, Jumat (27/10).
Kerja sama dengan BNPT dilakukan secara intensif dan berkesinambungan. Ini penting untuk mencegah radikalisme di lingkungan perguruan tinggi.
Radikalisme, anarkisme atau kekerasan bernuansa agama terus meningkat beberapa tahun belakangan ini. Radikalisme yang memunculkan konflik dan kekerasan sosial bernuansa dan berlatarkan agama terus merebak.
Meskipun radikalisme bisa bernuansa agama namun sumbu radikalisme bisa lahir dari mana saja seperti ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya.
Menurut Bunyamin, radikalisme yang berujung pada terorisme menjadi masalah penting khususnya bagi umat Islam hari ini. Berbagai aksi teror dan pengeboman telah merugikan umat Islam.
Peran berbagai pihak dalam mengatasi berkembangnya faham radikal di Indonesia sangat diharapkan. Bukan hanya pemerintah saja namun juga berbagai perguruan tinggi.