REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Baca Indonesia Najwa Shihab mengatakan tantangan pemangku kepentingan yakni melatih generasi muda Indonesia berpikir kritis. "Konsen utama bangsa ini, bagaimana kita bisa melatih bangsa ini berpikir kritis," kata dia di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan, Jakarta, Sabtu (28/10).
Najwa mengingatkan perkembangan teknologi memungkinkan banyak informasi tersebar. Dengan demikian, menurut dia, pemangku kepentingan harus mendidik anak muda mampu memilah informasi.
Najwa beranggapan salah satu langkah paling mudah, yakni melatih anak berpikir kritis. Langkah itu ditempuh melalui membaca buku.
Ia meyakini membaca buku memberi keterampilan seseorang terlatih melihat benang merah suatu persoalan. Dengan demikian, mereka tak mudah menghakimi permasalahan.
"Melath berpikr kritis dengan membaca buku, satu hal perlu didorong," ujar Najwa.
Ia mengatakan menumbuhkan budaya membaca pada anak harus berupa gerakan dan program. Sebab, langkah itu memaksa semua pemangku kepentingan terlibat, seperti, keluarga, masyarakat, swasta, aparat negara.
Najwa mencontohkan salah satu bentuk keterlibatan BUMN, yakni pengiriman buku gratis setiap tanggal 17 oleh PT Pos Indonesia. Ia juga mendorong Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mengalokasikan sebagian dana desa membangun perpustakaan desa dan menyiapkan pustakawan.
"Membentuk generasi muda cinta literasi memang harus gerakan yang dilakukan banyak pihak," tutur Najwa.