Rabu 22 Nov 2017 04:42 WIB

Anak TKI di Malaysia Bisa Punya Kartu Indonesia Pintar

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nur Aini
Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar.
Foto: Kemendikbud
Program Indonesia Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar.

REPUBLIKA.CO.ID,SERAWAK -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melakukan kunjungan ke salah satu Pusat Pembelajaran (LC) di Kuching, Serawak, Malaysia. Dalam kunjungan tersebut, Muhadjir mengungkapkan bahwa anak-anak Indonesia yang berada di Serawak bisa mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

"Sebenarnya, anak-anak seperti mereka juga dapat memperoleh manfaat dari Kartu Indonesia Pintar," ujar Muhadjir, seperti diberitakan dalam pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id, pada Selasa (21/11).

Anak-anak yang dimaksud Muhadjir adalah anak-anak dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di kebun-kebun kelapa sawit. Anak-anak dari para TKI ini tinggal di pedalaman kebun.

Untuk mewujudkan KIP bagi para anak-anak TKI di Serawak, Mudjahir berjanji akan mencari skema KIP yang tepat. Skema ini tentunya akan berbeda dengan skema KIP yang ada di Indonesia. Salah satu alasannya, anak-anak di Serawak kebanyakan tidak memiliki kartu keluarga yang ada di Indonesia. Padahal, kartu keluarga ini merupakan salah satu syarat untuk melihat kemampuan keluarga anak yang bersangkutan.

"Yang jelas, kita harus memenuhi hak-hak anak-anak kita untuk memperoleh pendidikan yang layak," tegas Muhadjir.

Dalam kunjungan tersebut, Muhadjir juga menyerahkan bantuan buku bacaan untuk anak-anak dan LC setempat. Selain memberi apresiasi kepada para guru dan relawan yang mengajar di LC, Muhadjir juga berpesan agar mereka tetap menumbuhkan rasa nasionalisme pada anak-anak TKI yang mereka didik.

"Bagus sekali kalau anak-anak diajarkan bahasa Indonesia, Pancasila, lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu daerah," terang Muhadjir.

Muhadjir juga menginstruksikan Atase Pendidikan dan Kebudayaan untuk memperhatikan nasib para relawan guru di LC tersebut. Muhadjis meminta agar Atase Pendidikan dan Kebudayaan dapat menjajaki kemungkinan para relawan guru ini untuk mendapatkan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Kunjungan Muhadjir ke Serawak kali ini memanfaatkan momentum menjelang lawatan Presiden Joko Widodo ke Kuching pada keesokan harinya. Presiden dijadwalkan akan menghadiri 21rh Annual Consultation RI-Malaysia sekaligus menghadiri temu kangen dengan warga Indonesia.

Selama kunjungan, Muhadjir didampingo oleh sekretaris Jendral Kemdikbud Didik Suhardi, Staf Khusus Mendikbud Nsrullah, Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Malaysia Ari Purbayanto serta dua direktur di bawah lingkungan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud.

Mendikbud yang didampingi Dubes Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana juga bertemu dengan Menteri Pendidikan Negeri Serawak Datuk Sri Michael Manyin. Dalam pertemuan ini, keduanya membicarakan kerjasama di bidang pendidikan. Salah satunya terkait kemungkinan membangun sekolah vokasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement