REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minimnya kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan (GTK) ditengarai berpengaruh terhadap tidak optimalnya guru dalam mengajar. Pengamat Pendidikan Arief Rahman mengatakan di satu sisi, guru dibebani dengan kurikulum yang harus diselesaikan, namun sisi lain kesejahteraannya tidak diperhatikan dengan baik.
"Kesejahteraan itu sangat berpengaruh pada kinerja guru. Akhirnya, karena kesejahteraan sering macet, dan minim fungsi mengajarnya tidak lagi secara bulat, holistik dan menyeluruh," ujar Arief Rahman kepada Republika.co.id pada Selasa (28/11).
Arief mengatakan, seorang guru memang harus tulus juga serius dalam mendidik siswa. Meski begitu, guru juga adalah manusia yang membutuhkan uang untuk makan, minum, dan lainnya. Artinya, selain dituntut untuk mengajar dengan sepenuh hati, kebutuhan guru sebagai manusia pun harus terpenuhi.
"Jadi ya pemerintah daerah dan pusat harus ada upaya nyata untuk meningkatkan kesejahteraan guru di Indonesia," kata Arief.
Selain itu, Arief juga mendorong seluruh orangtua untuk aktif mendidik, mengawasi, dan melindungi anak dari pengaruh lingkungan dan pergaulan yang tidak baik. Lalu, orangtua juga harus bisa mendorong anak untuk aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler, atau kegiatan olahraga yang bisa membentuk watak anak.