Ahad 10 Dec 2017 06:16 WIB

YDU Gelar Sharing Kurikulum Sekolah Islam Terpadu

Suasana Sharing Kurikulum dan Model Pembelajaran Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang diadakan di  Sekolah Dinamika Umat Kemang, Bogor, Sabtu (9/12).
Foto: Dok YDU
Suasana Sharing Kurikulum dan Model Pembelajaran Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang diadakan di Sekolah Dinamika Umat Kemang, Bogor, Sabtu (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Yayasan Dinamika Umat (YDU) yang mengelola pendidikan Sekolah Dasar Islam Terdapu (SDIT) dan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Dinamika Umat menggelar Sharing Kurikulum dan Model Pembelajaran Sekolah Islam Terpadu (SIT). Kegiatan tersebut diadakan  di Kampus YDU Bukit Telaga Kahuripan, Kemang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/12).

Acara tersebut  diikuti seluruh pendidik dan tenaga kependidikan SDIT dan SMPIT Dinamika Umat. Nara sumber kegiatan tersebut adalah Ketua Departemen Hubungan dan  Kerjasama Internasional Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), Ustadz Sapto Sugiharto.

Menurut Sapto, tantangan dalam dunia pendidikan terutama lembaga pendidikan yang berlabel Islam bagaimana meningkatkan mutu pendidikan agar bisa diterima masyarakat. ‘’Tantangan sekarang adalah meningkatkan mutu sekolah dan menjaganya serta menstandarisasi kualitas layanan pendidikan,’’ katanya dalam rilis YDU yang diterima Republika.co.id, Sabtu (9/12).

Untuk itu, sambung Sapto, sekolah harus memiliki terobosan baru dalam pengelolaan seluruh aspek.  “Terobosan yang harus dilakukan adalah melakukan penguatan pada ciri khas SIT yaitu standar pendidikan Keislaman seperti aspek ruhiyah atau spiritual, pelajaran agama Islam dan Alquran,’’ ujarnya.

Ia mengatakan,  sekolah harus bersinergi dengan lingkungan pembelajar untuk meningkatkan standar pembinaan murid dengan pembentukan karakter dan keterampilan hidup. Juga, peningkatan prestasi akademik dan non-akademik.

‘’Standar kerja sama dengan membuka diri bersinergi dengan lembaga nasional dan internasional yang dapat menyamakan visi pendidikan. Mempelajari dan menerapkan keunggulan dari lembaga pendidikan lain,’’ papar Sapto.

Sapto menyerankan, pa era digital ini nyaris tidak mungkin memisahkan anak dari  teknologi digital. Penyiapan diri anak dengan bimbingan untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi digital ini.

‘’Penguasaan teknologi sangat diperlukan. Mereka dapat dengan sengaja diberi tugas yang harus memanfaatkan teknologi tersebut. Sekaligus diberi bekalan untuk selalu menjaga diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat atau dilarang oleh ajaran agama Islam,’’ jelasnya.

Saat ini, sambung Sapto, peserta didik begitu dekat dengan games.  Sehingga,  perlu dipikirkan memasukkan elemen-eleman games ke dalam proses belajar-mengajar.

Ketua YDU, Dr H Hasan Basri Tanjung MA berpandangan, kehidupan seseorang merupakan proses belajar sepanjang hayat. ‘’Memaknai betul bahwa hidup adalah proses dan belajar tanpa batas umur,’’ kata Hasan Basri.

‘’Alhamdulillah, hari ini, (Sabtu, (9/12), red) kami seluruh guru Sekolah Islam Terpadu (SIT) Dinamika Umat bersilaturrahim dengan Ustadz Sapto Sugiharto, salah satu dari pengurus JSIT. Beliau memaparkan dan juga menguatkan kembali semangat  kami terkait dengan kurikulum dan proses pembelajaran di  Sekolah Islam Terpadu Dinamika Umat,’’ ujar HB Tanjung.

 

Dalam pandangan peraih gelar Doktor Pendidikan Islam dengan status Cum Laude, Universtas Ibnu Khaldun, Bogor, era yang serba maju khususnya  dalam teknologi informasi, tidak ada pilihan bagi sekolah Islam kecuali berkolaborasi. ‘’Jika ingin maju harus berkolaborasi dengan sekolah yang lebih maju dan bermutu. Setiap sekolah punya kelebihan dan kekhasan yang bisa dikuatkan dengan sekolah lain. Sehingga SIT saling menguatkan dan akhirnya menjadi sekolah pilihan utama orang tua dalam menyekolahkan anaknya. Inilah misi SIT Dinamika Umat,’’ paparnya.

 

HB Tanjung mengatakan pada hakekatnya sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berlandaskan Alquran dan As-Sunnah. ‘’Proses pembelajaran yang tidak memisahkan antara pendidikan agama dan pendidikan umum,’’ katanya.

Dalam proses yang terintegrasi tersebut, HB Tanjung menilai aspek konatif/spritual menjadi concern utama sehingga output yang dihasilkan adalah lulusan yang memiliki akidah yang shahih, berjiwa pemimpin, mampu bersaing di dunia global dan modern, serta berjiwa Islami.

 

Dinamika Umat, salah satu sekolah Islam terpadu terletak di dalam komplek perumahan Telaga Kahuripan, insya Allah akan terus belajar dan berproses menjadi salah satu sekolah IT. "Model Sekolah Bersih tanpa Cleaning Service  yang berkualitas dan mampu menjadi bagian penguat sekolah-sekolah Islam Terpadu dalam lingkar JSIT. Aamiin,” papar Hasan Basri Tanjung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement