REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Salah satu tuntutan zaman dari generasi milenial memang dapat memanfaatkan teknologi untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Gifood, aplikasi untuk berbagi makanan yang tengah ramai diperbincangkan, khususnya di DIY, jadi contoh pemanfaatan teknologi itu.
Berawal dari kegelisahan melihat masih banyaknya masyarakat yang membutuhkan makanan, Founder Gifood, Fathin Nauval mencoba berinovasi. Terlebih, ia melihat teman-teman sekitarnya banyak yang memiliki makanan mubazir.
"Abis, melihat teman-teman kok kalau beli makanan banyak, sisanya tidak dihabiskan lalu dibuang, sayang," kata mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tersebut kepada Republika, Senin (11/12).
Akhirnya, menggandeng beberapa rekan sejawat, Nauval mencoba berinovasi menciptakan aplikasi-aplikasi yang bisa dimanfaatkan menanggulangi itu. Secara garis besar, rencana sederhananya hanya menyambungkan orang satu ke orang lain.
Lalu, lanjut Nauval, kita membantu mereka yang membutuhkan makanan dengan mencari orang-orang yang memiliki makanan berlebih dan ingin berbagi. Setidaknya, itu bisa membantu orang-orang untuk beramal kepada sesama manusia.
Ia menerangkan, memang misi awalnya mengkoneksikan orang-orang yang memiliki makanan berlebih dengan orang-orang yang membutuhkan makanan. Apalagi, Nauval menemukan fakta kalau Indonesia jadi negara nomor dua yang paling banyak membuang makanan.
"Ini ironis, selain Indonesia banyak yang membuang makanan, di sisi lain Indonesia banyak yang membutuhkan makanan," ujar Nauval.
Singkat cerita, terciptalah satu aplikasi yang dapat mencari letak keberadaan orang-orang yang memiliki makanan berlebih dan ingin berbagi. Termasuk, berbagi lokasi orang-orang di pinggir jalan yang tampak membutuhkan makanan.
Setiap pengguna yang memiliki makanan berlebih, semisal membeli selusin donat tapi masih sisa enam donat, dapat langsung sign up di Gifood. Nantinya, akan ada orang-orang lain yang sudah membagikan info orang-orang yang tengah membutuhkan makanan.
Setelah itu, teman-teman Gifood maupun orang-orang yang ingin berbagi itu sendiri dapat langsung memberikan makanan ke orang-orang yang membutuhkan tersebut. Tentu, melalui bantuan lokasi yang sudah dibagikan pengguna lain.
"Ternyata, responnya bagus, baru beberapa bulan sudah seribu lebih penggunanya," kata Nauval.
Sejauh ini, Gifood memang hanya dapat ditemukan di Webapps dan Line saja. Namun, tahun depan rencananya akan diluncurkan aplikasinya (Appstore atau Playstore), mengingat respons masyarakat yang sangat tinggi karena mampu menghabiskan makanan berlebih dengan berbagi dalam hitungan menit.