REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasi Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendiikan Islam Kementerian Agama, Ruchman Basori menyatakan bahwa seharusnya negara bisa menggratiskan biaya pendidikan di Indonesia, termasuk pendidikan Islam. Pasalnya, masih banyak kaum dhuafa yang tidak bisa menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi.
"Negara mestinya bisa menggratiskan biaya pendidikan dari Raudlatul Athfal atau TK hingga Madrasah Aliyah atau SMA. Bahkan kalau ada kemauan dari pemerintah bisa sampai jenjang pendidikan tinggi," ujarnya kepada Republika.co.id, Sabtu (16/12).
Sayangnya anggaran yang ada saat ini belum bisa dioptimalkan untuk memenuhi hajat pemenuhan pendidikan gratis tersebut. Karena, kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) belum dapat dieksplorasi secara baik, sehingga pendapatan negara belum cukup.
"Dan ini masih menjadi problem tersendiri. Belum lagi upaya menekan angka korupsi yang tren-nya masih menempati posisi teratas di tengah kesulitan bangsa ini," ucapnya.
Untuk membantu kaum dhuafa yang prestasi, sementara ini pemerintah baru bisa menjalankan program Bidikmisi di Perguruan Tinggi. Program Beasiswa Bidikmisi ini ditujukan kepada mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi dan mempunyai berprestasi pada saat menempuh jenjang pendidikan menengah.
"Kini ribuan anak bangsa dapat mengenyam beasiswa ini yang disalurkan kepada mahasiswa baik pada Perguruan Tinggi Umum muupun Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dibawah binaan Kementerian Agama," katanya.
Prinsip dari program ini adalah jangan sampai ada istilah 'orang miskin dilarang kuliah', malah sebaliknya orang miskin harus kuliah. Karena itu, pemerintah membuka akses dan kesempatan yang luas kepada anak-anak bangsa belajar pada PTKI melalui program beasiswa bidikmisi tersebut.
"Anak-anak dari segenap penjuru negeri dapat termotivasi untuk berjihad intelektual, mengarungi bahtera ilmu pengetahuan yang maha luas, dengan merendra studi dan prestasi setinggi-tingginya, walau mengalami keterbatasan ekonomi," jelasnya.