REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta evaluasi program dana abadi pendidikan yang bisa menjadi jembatan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia saat ini dan masa depan.
"Untuk itu dana abadi pendidikan ini harus dikelola secara tepat, dikelola lebih produktif, dikelola lebih terukur, jelas manfaatnya bagi peningkatan kualitas SDM bangsa kita," kata Presiden saat memimpin Rapat Terbatas tentang tindak lanjut program dana abadi pendidikan di Istana Bogor, Rabu (27/12).
Presiden ingin menekankan bahwa investasi sumber daya manusia SDM sangatlah penting untuk menyiapkan Indonesia menjadi negara yang kompetitif dan menjadi negara yang maju. Jokowi mengungkapkan dana abadi pendidikan telah mencapai lebih dari Rp 31 triliun dan akan terus meningkatkan di tahun-tahun yang akan datang.
Untuk itu, Presiden berharap perlu ada evaluasi, mulai dari proses rekrutmen para penerima beasiswa yang harus mencerminkan masyarakat Indonesia majemuk, mencari putra-putra terbaik dari seluruh pelosok tanah air.
Sedangkan dari segi bidang studi yang akan ditekuni dan dipelajari, kata Jokowi, juga harus mencerminkan kebutuhan Indonesia dan hari-hari yang akan datang. "Jangan asal mengirim ke luar negeri. Harus ada pemetaan di bidang-bidang strategis apa yang kita Sekarang ini tertinggal," kata Presiden.
Kepala Negara juga berharap penggunaan dana abadi pendidikan ini harus mampu mengurangi ketertinggalan di bidang-bidang strategies yang ingin dikembangkan Indonesia di masa yang akan datang.
Dari segi tempat belajar, Presiden juga meminta tidak monoton, mengelompok di satu negara tujuan saja. "Kita lihat keunggulan dari negara-negara tersebut untuk dipelajari oleh anak- muda," katanya.
Jokowi juga minta agar dana abadi pendidikan bisa juga dipergunakan untuk penelitian yang mendorong daya saing bangsa, yang berkaitan dengan pangan, energi, dan mengantisipasi teknologi, pengembangan digital ekonomi, dan riset-riset produktif lainnya. "Syaratnya satu, hasil riset jangan menumpuk di perpustakaan," kata Presiden.
Kepala Negara juga meminta penggunaan dana abadi pendidikan seharusnya juga bisa menyentuh sektor ketenagakerjaan Indonesia yang saat ini mayoritas lulusan SD dan lulusan SMP yang memerlukam keterampilan.
"Saya minta dikalkulasi jika program beasiswa bisa diberikan kepada para pekerja untuk meningkatkan keterampilannya sehingga mereka menjadi lebih profesional yang memiliki keahlian-keahlian yang baik, juga bisa dalam bentuk program beasiswa pendidikan dan juga untuk pelatihan advokasi," katanya.