REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik pelatihan dan pemberian sertifikasi bagi calon pekerja maupun mereka yang sudah memiliki keahlian di bidang tertentu. Sertifikat ini penting karena menjadi bukti bahwa sumber daya manusia (SDM) yang bekerja betul-betul pandai di bidangnya.
Jokowi mengatakan, berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) tahun ini, pemerintah menggelar program pemagangan nasional bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), sebanyak 56.119 orang, yang meliputi perusahaan dan industri sektor perbankan, manufaktur, pariwisata/perhotelan, ritel dan perikanan dan kelautan. Dari jumlah tersebut yang mengikuti uji kompetensi sebanyak 6.201 orang, dan dinyatakan kompeten sebanyak 5.635 orang, tidak kompeten sebanyak 566 orang.
Namun, jumlah ini dianggap masih sangat kecil dibandingkan dengan jumlah pekerja yang ada di Indonesia. Tahun depan, Kemenakertrans bersama para pelaku usaha harus bisa meningkatkan jumlah sertifikasi.
"Kalau hanya 56 ribu (pemagangan) mau kapan selesainya (sertifikasi) untuk meng-upgrade SDM kita," kata Jokowi saat menyerahkan sertifikat kompetensi pemagangan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK), Bekasi, Rabu (27/12).
Jokowi menuturkan, ketika selesai pemagangan dan berhasil mendapatkan sertifikat dalam bidang yang digeluti, maka sertifikat tersebut bisa menjadi bukti kuat ketika para pekerja berhadapan dengan perusahaan yang akan mempekerjakan. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut tidak bisa meragukan kompetensi yang dimiliki para calon pekerja.
"Kalau ada orang meragukan kita memiliki kompetensi apa, keahlian apa, ya itu tunjukan lah ini (sertifikat). Kalau kurang tunjukan bukti lain. Ini penting sekali," ujarnya.
Meski demikian, Jokowi mengingatkan para calon pekerja yang telah memiliki ilmu dari pemagangan dan sertifikat agar bisa mengembangkan potensinya. Sebab, sertifikasi yang diraih bukan menjadi akhir perjalanan dalam meningkatkan kompetensi. Semua harus bisa mengembangkan keahliannya dan terus berinovasi agar bisa menjadi sumber daya manusia yang berdaya saing, sehingga mampu berkompetisi dengan negara maju lainnya.