REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sebanyak 57 ribu anak putus sekolah yang tersebar di Provinsi Lampung akan mengikuti Program Indonesia Pintar, yang diselenggarakan Pemerintah Pusat. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung sedang membahas kelanjutan anak putus sekolah tersebut dengan Kibar Indonesia.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Sutono mengatakan, dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM), pemerintah memberikan bantuan keterampilan dan keahlian untuk anak putus sekolah. Dengan persyaratan harus memiliki kartu Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan tidak sedang belajar atau sekolah atau dalam kondisi putus sekolah.
"Pemprov bekerja sama dengan Kibar Indonesia melalui Dinas Tenaga Kerja Lampung. Kita ingin anak-anak yang putus sekolah yang berumur 18 sampai 21 tahun yang memiliki KIP mendapatkan pelatihan keterampilan," kata Sutono dalam siaran pers resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (4/1).
Ia mengatakan, sejumlah anak putus sekolah yang ada di Lampung tersebut akan mendapatkan pelatihan keterampilan sesuai minat dan bakatnya selama 150 jam. Selama pelatihan, anak putus sekolah tersebut akan mendapat bekal uang saku sebesar Rp 3,7 juta per orang.
Mantan Kepala Dinas Perkebunan Lampung tersebut berharap, pelatihan ini akan mengajarkan anak putus sekolah mempelajari sistem untuk bercocok tanam. Pengarahan kepada sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor usaha pertanian holtikultura yang dinilai paling menguntungkan.
"Nanti kalau bisa ruang lingkupnya selain teknik industri, juga pertanian. Hal tersebut sesuai dengan program pemprov untuk penuntasan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja baru, dan juga peningkatan kemampuan SDM," kata Sutono.
Ia mengatakan, Menteri Pendidikan mengharapkan program ini berjalan lancar, dan dapat membuat masyarakat Lampung khususnya bagi anak putus sekolah lebih semangat lagi belajar dan bekerja, sehingga memiliki keterampilan untuk mengembangkan kemampuannya sendiri.
"Harapannya anak-anak muda kita yang putus sekolah ini punya wirausaha ke depannya. Juga memiliki keterampilan dan pengetahuan. Nanti akan kita support besar-besaran. Kita akan gunakan fasilitas Balai Latihan Kerja dan Lembaga Pelatihan Kerja," ujarnya.