Ahad 07 Jan 2018 18:48 WIB

Kurikulum Bahasa Asing di Sekolah Pelayaran Ditingkatkan

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agung Sasongko
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Marunda, Jakarta, Ahad (7/1).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Marunda, Jakarta, Ahad (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta kurikulum bahasa asing di sekolah pelayaran lebih ditingkatkan. Dalam kunjungannya ke Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Ahad (7/1), Budi menginginkan terutama pelajaran bahasa Inggris bisa dikuasai dengan baik oleh para taruna.

 
Sebab, hal tersebut sangat berkaitan dengan daya saing para taruna untuk mendapatkan pekerjaan dan menurunkan tingkat pengangguran. Budi mengatakan saat ini pihaknya baru mengetahui jumlah pilot yang belum mendapatkan pekerjaan, sementara untuk pelayaran belum diketahui.
 
"Yang sudah kita tahu itu pilot 1.200 orang yang menganggur, sekarang tinggal 600 orang. Pelaut lebih banyak lagi, sedang diidentifikasi," kata Budi di STIP Marunda, Ahad (7/1).
 
Padahal, menurut Budi permintaan pelaut dari luar negeri untuk taruna Indonesia cukup diminati. Termasuk juga dari Filiphina yanh menjadi pesaing Indonesia karena menjadi salah satu negara yang banyak memasok pelaut untuk berlayar di kancah internasional.
 
Sayangnya, Budi menilai hal mendasar yang membuat daya saing taruna Indonesia berkurang karena persoalan bahasa. "Untuk Indonesia persaingan kita kalah dengan bahasa, makanya saya sengaja pancing mereka belajar dan mengajar dengan bahasa Inggris," jelas Budi.
 
Untuk selanjutnya, Budi menegaskan paling lambat bulan depanh bahasa pengantar di STIP akan diubah menjadi bahasa Inggris. Tujuan utamanya, Budi ingin para taruna pelayaran Indonesia bisa bersaing juga di tingkat Internasional.
 
Budi optimis jika bahasa Inggris di dioptimalkan maka daya saing taruna pelayaran dari Indonesia bisa lebih bagus di dunia Internasional. "Karena, kalau soal keterampilan teknis, Indonesia itu bahkan lebih bagus dibandingkan Philipina. Lebih bagus intinya," ungkap Budi.
 
Meskipun begitu, Budi menjelaskan Philipina memang menjadi pesaing karena menjadi negata terbesar mensuplai pelaut. Saat ini Philipina bisa menghasillan empat juta pelaut namun Indonesia baru sepuluh persennya saja

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement