REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sejumlah sekolah di Kabupaten Purwakarta, merasakan dampak positif dari kebijakan merger antar SD. Salah satunya, dirasakan oleh SDN Ciwangi, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari. Dengan adanya program merger ini, jumlah murid di sekolah tersebut mencapai 750 siswa.
Kepala SDN Ciwangi, Lina Herlina, mengatakan, awalnya di satu hamparan yang sama ada dua sekolah. Yakni, SDN 1 Ciwangi dan SDN 2 Ciwangi. Sebelum di merger, pihak sekolah sangat kesulitan dalam mengelolanya. Terutama, dari sisi administrasi dan SDM.
"Dulu, sebelum merger, situasi kita serba sulit. Harus, bisa melihat kondisi," ujar Lina, kepada Republika.co.id, Kamis (11/1).
Pada 2012 lalu, kedua SD ini akhirnya di merger oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. Kini, jumlah muridnya mencapai 750 siswa. Jadi, di Ciwangi ini hampir seluruh anak usia SD, bersekolah di lembaga ini. Dengan kata lain, SDN Ciwangi menjadi sekolah favorit tujuan para orang tua.
Dengan kata lain, dengan adanya program merger ini, manajerial sekolah jadi lebih sehat lagi. Tidak ada lagi persaingan, atau upaya untuk memperebutkan siswa. Di internal juga, tidak ada lagi yang berprasangka negatif soal honor ataupun tunjangan.
"Jadi, setelah SD kami di merger kondisinya lebih adem," ujarnya.
Tak hanya itu, pembangunan juga lebih terarah. Bahkan, sudah menyesuaikan dengan instruksi bupati. Setiap ruang kelas, harus memiliki toilet sendiri.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan, tahun ini program merger SD sudah disetop. Sebab, SD-SD yang ada di wilayahnya dinilai sudah bagus-bagus. Baik dari sisi bangunan maupun administrasinya.
Purwanto mengatakan, saat ini sudah banyak SD terutama yang di merger memiliki bangunan yang memadai. Yaitu, ruangannya menjadi tiga lantai. Serta, satu ruang kelas sudah memiliki satu toilet. Jadi, anak-anak dengan jumlah lebih dari 100 itu tak perlu lagi berebut toilet.