REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy kembali mengunjungi daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Selama dua hari Mendikbud mengunjungi Sorong, Papua Barat dan kabupaten Pahuwato, Gorontalo. Di sekolah yang menjadi salah satu program revitalisasi ini Mendikbud mengecek berbagai peralatan laboratorium. Mendikbud juga menanyakan kemitraan SMK ini dengan dunia usaha dan dunia industri.
"Saya berharap program revitalisasi SMK ini dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Kebutuhan tenaga terampil di Sorong ini sangat besar seiring kemajuan kota ini, jadi harus disiapkan dengan baik," ujar Muhadjir, dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (14/1).
Mendikbud mengapresiasi gubernur Papua Barat, Diminggos Mano, yang memiliki perhatian pada pendidikan. Pihaknya berharap agar Pemda terus meningkatkan anggarannya untuk pendidikan sebagai investasi sumber daya manusia.
Hal serupa juga disampaikan Mendikbud di Gorontalo. Di hadapan seribu guru dan pegiat pendidikan se-kota Gorontalo ia optimis Gorontalo dapat mengejar ketertinggalan karena sudah memiliki perhatian besar pada pendidikan.
"Terima kasih pak walikota yang sudah menerapkan penguatan pendidikan karakter ke seluruh sekolah se-kota Gorontalo. Inilah untungnya jika memiliki pemimpin daerah yang sangat memahami persoalan pendidikan," puji Mendikbud kepada walikota Marten Taha.
Kepada para guru dan pegiat pendidikan, Mendikbud berpesan agar terus berjuang menjadi pendidik yang dapat cepat merespon perubahan. Alih-alih hanya sebagai pengajar, guru harus hadir sebagai pendidik yang tanggung jawabnya sangat besar bagi perkembangan siswanya.
"Jangan berfikir sedikit-sedikit merubah kurikulum, tetapi berfikirlah bahwa tantangan di depan terus berubah, oleh karenanya harus dihadapi dengan kemampuan menghadapi perubahan itu sendiri. Gurulah kurikulum yang sebenarnya, jadi jangan alergi dengan perubahan," kata Mendikbud.
Di Puhuwato Mendikbud meresmikan lima unit sekolah baru bantuan Kemdikbud. Sebagai daerah 3T kabupaten ini menjadi perhatian pemerintah pusat. Namun Mendikbud berharap dengan program afirmasi ini dapat mempercepat pembangunan SDM setempat.
Muhadjir juga memberi apresiasi organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah. Di Sorong, misalnya, sekolah-sekolah Muhammadiyah justru dipenuhi siswa nonmuslim. Tidak sedikit lulusan sekolah Muhammadiyah menjadi tokoh dan pejabat setempat. Ia menyebut walikota Jayapura, bupati Jayapura dan Wakil Gubernur Papua Barat adalah alumni sekolah Muhammadiyah.
"Memang sejak didirikannya Muhammadiyah sudah bersifat inklusif. Praktek kebinekaan justru sudah dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan mendidik dan menolong warga nonmuslim," kata Mendikbud di hadapan peserta pengajian di SMK Muhammadiyah Pahuwato.
Mendikbud mendorong agar peran ormas membantu pemerintah ini diperkuat. Sebab harus diakui bahwa kemampuan negara masih terbatas sehingga membutuhkan partisipasi masyarakat luas melalui ormas-ormas tersebut.