REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Guru bimbingan konseling (BK) dinilai harus mengikuti perkembangan zaman. Tujuannya agara guru bisa memahami karakteristik anak yang menjadi bimbingannya.
"Guru BK harus memahami generasi Z seperti apa, tentunya beda dengan zaman dahulu. Pendekatan yang dilakukan juga berbeda," kata Psikolog Universitas Pancasila Maharani Ardi Putri di sela-sela Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Guru Bimbingan Konseling, SMA, SMK, SMF Wilayah Jabodetabek Cilegon dan Sukabumi di Aula Fakultas Hukum Universitas Pancasila Jakarta, Selasa (16/1).
Perkembangan pengetahuan teknologi yang semakin pesat kata Putri juga harus diantisipasi oleh para guru BK, dimana harus bisa menjelaskan pengaruh sosial media bagi para anak didiknya, karena sosial media yang beredar tidak tervalidasi, sehingga harus diberi pengertian kepada anak didiknya.
"Belum lagi permasalahan remaja yang kerap dihadapkan dengan permasalahan penggunaan narkoba, radikalisme, terorisme, seks bebas, maka guru BK harus bisa memahami tentang permasalahan tersebut," kata Putri yang juga menjabat sebagai Kepala Humas Universitas Pancasila.
Dalam acara yang mengambil tema Guru BK Sebagai Basis Pendidikan Karakter Bagi Generasi Milenial, Putri mengatakan pendekatan yang dilakukan pada zaman dahulu susah masuk pada anak zaman sekarang. Untuk itu guru BK harus tahu dan harus masuk dalam kehidupan mereka dengan memahami karakter anak sekarang.
"Peran guru BK sangat sentral sehingga guru bimbingan konseling mempunyai peran luar biasa untuk memajukan anak didiknya," katanya.
Dikatakannya guru BK bisa mengarahkan minat, bakat dan kemampuan seseorang murid untuk melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi sesuai dengan keahliannya tersebut, sehingga nantinya tidak merasa salah mengambil jurusan ketika ia kuliah.
Untuk itu katanya guru bimbingan konseling harus membuka wawasan dengan menggali potensi diri, sehingga pengetahuannya semakin luas memahami hal-hal yang banyak menjadi masalah anak didiknya. "Guru BK harus bisa menjadi konselor yang baik bagi muridnya," katanya.
Sebanyak 280 guru bimbingan konseling dari Jabdetabek, Cilegon dan Sukabumi mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Universitas Pancasila. "Kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan para guru tersebut melalui potensi yang ada dalam dirinya," katanya.